Selasa, 28 Jumadil Akhir 1446 H / 12 September 2017 09:15 wib
5.404 views
Bangladesh Sediakan Ratusan Hektar Tanah untuk Penampungan Pengungsi Rohingya yang Lari dari Myanmar
DHAKA, BANGLADESH (voa-islam.com) - Bangladesh telah sepakat untuk memberikan lahan bagi sebuah kamp baru untuk melindungi beberapa dari ratusan ribu Muslim Rohingya yang melarikan diri dari Rakhine Myanmar menyusul kekejaman militer dan ekstrimis Budha negara itu.
Mohammed Shahriar Alam, menteri muda untuk urusan luar negeri, mengatakan dalam sebuah posting Facebook pada hari Senin (11/9/2017) bahwa Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina telah menawarkan 810 hektar tanah di dekat kamp Kampakalong yang ada "untuk membangun tempat penampungan sementara bagi pendatang baru Rohingya."
Pemerintah Dhaka akan mulai melakukan sidik jari dan mendaftarkan pendatang baru pada hari Senin, menteri tersebut menambahkan.
Perdana Menteri Bangladesh dijadwalkan mengunjungi pengungsi Rohingya pada hari Selasa.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, kamp baru tersebut akan membantu meredakan tekanan pada pemukiman yang ada di distrik perbatasan Cox's Bazar di Bangladesh.
"Dua kamp pengungsi yang berada di luar terlalu padat," kata juru bicara lembaga pengungsi PBB Vivian Tan, menambahkan, "Besok kita mengharapkan sebuah pengangkutan persediaan bantuan untuk 20.000 orang."
Ini terjadi saat pendatang baru lainnya berlindung di sekolah, atau sedang berkumpul di permukiman darurat tanpa toilet di sepanjang pinggir jalan dan di lapangan terbuka.
Sumber daya dasar langka, termasuk makanan air bersih dan bantuan medis. Para wartawan mengatakan bahwa mereka telah menyaksikan ratusan aliran pengungsi melalui perbatasan di Shah Puri Dwip pada hari Senin.
Badan-badan bantuan telah terbebani oleh masuknya pengungsi Muslim Rohingya, yang banyak di antaranya merasa lapar dan trauma setelah berjalan berhari-hari melewati hutan atau berkemas ke kapal kayu yang reyot untuk mencari keamanan di Bangladesh.
Rumah sakit pemerintah di Cox's Bazar telah diliputi oleh pasien Rohingya, dengan 80 orang tiba dalam dua minggu terakhir menderita luka tembak serta infeksi yang buruk.
Sedikitnya tiga orang terluka dalam ledakan ranjau darat, dan puluhan lainnya tenggelam saat kapal-kapal tenggelam saat penyeberangan laut.
Pengungsi mengatakan tentara Myanmar menembaki tanpa pandang bulu di desa mereka, membakar rumah mereka dan memperingatkan mereka untuk pergi atau mati. (st/ptv)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!