Rabu, 6 Jumadil Awwal 1446 H / 26 Juli 2017 18:00 wib
8.062 views
Gulbuddin Hekmatyar Prihatin Terhadap Warga Syi'ah Afghanistan yang Berperang di Irak dan Suriah
KABUL, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Mantan panglima perang Afghanistan era Sovyet Gulbuddin Hekmatyar pada hari Selasa (25/7/2017) menyuarakan keprihatinan atas ribuan penganut Syi'ah Afghanistan yang dikirim ke Suriah oleh Iran.
Berbicara dengan para pemimpin berbagai komunitas dari seluruh penjuru negeri di kediamannya di Kabul, Hekmatyar menyalahkan negara-negara tetangga karena memicu kekerasan di Afghanistan dan menggunakan orang-orang Syi'ah Afghanistan untuk memenuhi tujuan mereka di Irak dan Suriah.
"Darah orang-orang Afghanistan dianggap bahkan kurang berharga dari harga minyak," katanya kepada khalayak yang juga menyertakan perwakilan etnik Hazara dari provinsi Ghazni tenggara dan provinsi Daikundi tenggara.
Banyak etnis Hazara, sebuah komunitas yang didominasi Syi'ah, diyakini bertempur untuk Brigade Fatemiyoun - yang dibiayai oleh Teheran - dan disiapkan untuk berperang di banyak wilayah di Suriah, termasuk Damaskus, Aleppo, Homs, Deir Al-Zour, Hama dan Latakia.
Milisi Syi'ah bayaran asal Afghanistan ini juga aktif di daerah dekat perbatasan Suriah dengan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
Menurut laporan Human Rights Watch (HRW), Korps Pengawal Revolusi Syi'ah Iran (IRGC) telah merekrut ribuan orang Syi'ah Afghanistan yang tidak berdokumen yang tinggal di sana untuk berperang di Suriah sejak setidaknya November 2013.
Iran menjanjikan kewarganegaraan serta bayaran tinggi kepada mereka yang mau berperang di Irak dan Suriah dan mengancam akan memulangkan mereka jika tidak bersedia.
Hekmatyar mengatakan setidaknya 30.000 orang Afghanistan telah dikirim ke Suriah dan Irak untuk berperang dalam konflik yang sedang berlangsung.
Setelah jatuhnya pemerintahan Taliban di tahun 2001, partai Hezb-e-Islami Hekmatyar berada di garis terdepan melawan pasukan AS dan NATO di negara yang dilanda perang tersebut.
Dia menandatangani kesepakatan damai dengan pemerintah Kabul pada bulan September tahun lalu dan sejak saat itu memainkan peran aktif dalam dunia politik.
Berbicara dengan Anadolu Agency, Habi Habib-ur-Rahman, putra Hekmatyar, mengatakan bahwa eksploitasi warga Afghanistan di krisis Suriah, dan kemungkinan kembalinya orang-orang yang terlibat dalam perang tersebut mengkhawatirkan.
"Masyarakat internasional yang telah menandatangani kesepakatan strategis dengan Afghanistan harus memainkan peran mereka dalam melindungi kepentingan negara, dan menghentikan negara-negara tetangga untuk tidak mencampuri urusan," katanya.
Rahman mengatakan bahwa orang-orang Afghanistan perlu melawan ini dan memaksa pemerintah mereka sendiri dan masyarakat internasional untuk menghentikannya.
Iran menampung sekitar tiga juta orang Afghanistan, banyak di antaranya telah melarikan diri dari penganiayaan dan serangan berulang atas konflik bersenjata di Afghanistan. Hanya 950.000 yang memiliki status hukum formal di Iran sebagai pengungsi.
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Anadolu Agency, Wakil Menteri Luar Negeri Afghanistan Hekmat Khalil Karzai juga menyatakan keberatan atas masalah tersebut.
Untuk pertanyaan tentang kemungkinan kembalinya militan Syi'ah Afghanistan dari Suriah, Karzai mengatakan bahwa Kabul memperhatikan orang-orang tersebut.
"Kami mengulurkan tangan dan berbicara dengan tetangga kami dan mempersiapkan pasukan keamanan kami; Ini adalah sesuatu yang bukan hanya kita tapi semua negara regional harus perhatikan," katanya. (st/MeMo)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!