Ahad, 7 Jumadil Awwal 1446 H / 16 Juli 2017 17:35 wib
6.022 views
Presiden Turki Erdogan Bersumpah untuk 'Memenggal Kepala Para Penghianat'
INSTANBUL, TURKI (voa-islam.com) - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berjanji untuk "memotong kepala para pengkhianat" dalam sebuah pidato membakar untuk memperingati ulang tahun pertama sebuah usaha kudeta gagal untuk menggulingkan pemerintahannya, albawaba melaporkan hari Ahad (16/7/2017).
Erdogan juga meminta komplotan terdangka kudeta dipaksa mengenakan jumpsuit oranye di pengadilan.
Pakaian terkenal itu dibuat tenar sebagai seragam untuk tahanan Teluk Guantanamo dan dikenakan oleh sandera yang dimiliki oleh pejuang Al-Qaidah dan Islamic State di Irak dan Suriah, yang akhirnya dibunuh oleh para penculik mereka.
"Pertama-tama kita akan memenggal kepala pengkhianat tersebut," kata Erdogan kepada kerumunan pendukung di kota terbesar Turki, Istanbul.
"Saya berbicara dengan perdana menteri dan ... ketika [tersangka] hadir di pengadilan, ayo buat mereka tampil dengan pakaian seragam seperti di Guantanamo."
Turki mengadakan acara untuk memperingati satu tahun upaya kudeta gagal pada 15 Juli di Basel pada hari Sabtu.
Lebih dari 100 orang tewas ketika unsur-unsur nakal militer Turki berusaha menggulingkan Erdogan dan pemerintahan Partai Keadilan dan Pembangunannya.
Pasukan Turki yang setia kepada pemerintah melawan balik dan warga sipil turun ke jalan-jalan kota-kota besar untuk membantu pemerintah mendapatkan kembali kontrol.
Sejak itu, ribuan tersangka komplotan kudeta telah ditangkap dan dipecat karena dugaan hubungan mereka dengan cendekiawan anti-Erdogan di pengasingan, Fethullah Gulen, yang dikatakan Ankara berada di balik rencana kudeta tersebut.
Penangkapan tersebut telah memicu kemarahan dari kelompok hak asasi manusia dan Uni Eropa, yang secara kritis mengkritik panggilan presiden untuk memperkenalkan kembali hukuman mati.
Erdogan sekali lagi menggunakan demonstrasi tersebut sebagai kesempatan untuk mengulangi dukungannya terhadap eksekusi para "pengkhianat".
"Kami adalah negara yang diatur oleh peraturan hukum. Jika [hukum untuk memperkenalkan kembali hukuman mati] datang kepada saya setelah parlemen, saya akan menandatanganinya," katanya.
"Kudeta itu memalukan, ini adalah amoralitas," kata Erdogan. "Ini adalah sikap tidak hormat, penghinaan terhadap orang-orang kita." (st/albawaba
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!