Kamis, 7 Jumadil Awwal 1446 H / 13 Juli 2017 16:26 wib
6.282 views
Erdogan: Tidak Masalah Turki Ditolak Keanggotaannya di Uni Eropa
ANKARA, TURKI (voa-islam.com) - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, mengatakan bahwa Turki memiliki rencana lain untuk mengganti strateginya jika perundingan keanggotaan Uni Eropa gagal.
Dalam sebuah wawancara dengan program HARDtalk BBC yang dipublikasikan pada hari Rabu kemarin (12/7/2017), Erdogan mengatakan bahwa Turki akan menjadi lega jika Uni Eropa secara terang-terangan menolak Turki namun meminta Uni Eropa menegaskan bahwa hal itu tidak akan terjadi.
"Kami setia terhadap apa yang kami ucapkan, jika UE secara blak-blakan mengatakan 'Kami tidak akan dapat menerima Turki ke dalam UE' ini akan menghibur kami, kemudian kami akan memulai rencana B dan C kami," kata Erdogan.
Erdogan menggarisbawahi bahwa UE bukanlah sesuatu yangsangat diperlukan untuk Turki, yang menurutnya mampu berdiri di atas kedua kakinya sendiri dengan pendapatan per kapita lebih dari $ 11.000.
Ketika ditanya apakah dia secara pribadi percaya bahwa Turki akan lebih baik keluar dari UE, Erdogan mengatakan pendapat orang Turki mengenai blok tersebut telah berubah dari waktu ke waktu.
"Mayoritas rakyat Turki tidak menginginkan Uni Eropa lagi. Mereka tidak menganggap pendekatan Uni Eropa terhadap Turki itu tulus," papar Erdogan.
Presiden Erdogan bahkan menuduh Uni Eropa menyia-nyiakan waktu Turki, lapor Anadolu Agency.
"Suatu ketika ketika saya berada di masa jabatan pertama saya sebagai perdana menteri, Turki digambarkan sebagai negara yang telah menyelesaikan sebuah revolusi diam selama KTT para pemimpin Uni Eropa. Tapi sekarang Uni Eropa yang sama bukan hanya tidak mengundang kita ke KTT - mereka juga menyia-nyiakan waktu kita, inilah situasinya sekarang," katanya.
Meskipun demikian, Turki akan melanjutkan upayanya untuk keanggotaan UE untuk lebih sedikit waktu. "Kita akan melihat apa yang mendatangkan kita."
Turki mengajukan keanggotaan keanggotaan Komunitas Ekonomi Eropa (1987) menjadi anggota keanggotaan UE pada tahun 1997 dan perundingan aksesi dimulai pada tahun 2005.
Negosiasi mengalami kebuntuan pada tahun 2007 karena masalah Siprus. Pemerintah Jerman dan Prancis juga menentang keanggotaan penuh Turki di Uni Eropa.
Untuk mendapatkan keanggotaan, Turki harus berhasil menyelesaikan negosiasi dengan UE di 35 bab kebijakan yang melibatkan reformasi dan penerapan standar Eropa.[fq]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!