Kamis, 11 Jumadil Awwal 1446 H / 13 Juli 2017 16:05 wib
5.427 views
Badan Sensor India Minta Kata 'Sapi', Hindu' dan 'Gujarat' DIhapus dalam Film
NEW DELHI, INDIA (voa-islam.com) - Badan sensor film India menolak mengesahkan sebuah film dokumenter yang menampilkan pemenang Nobel Amartya Sen. Film dokumenter itu bisa disahkan kecuali kata-kata "sapi", "Hindu" dan "India" dihilangkn dalam tayangan film tersebut, ujar sutradara Suman Ghosh.
Suman Ghosh, seorang sutradara pemenang penghargaan nasional, mengatakan dia menayangkan film berjudul "The Argumentative India" yang diadaptasi dari buku karya Sen dengan judul sama, untuk proses sensor di Kota Kolkata timur pada Selasa kemarin.
Setelah tiga jam menyaksikan, para pejabat secara lisan meminta menghapus beberapa kata yang mereka anggap sensitif di tengah masyarakat India.
Kata-kata tersebut dilaporkan termasuk "sapi", "Hindu India","Gujarat" dan "Hindutva" sebuah referensi mengenai ideologi nasionalis religius partai penguasa India, negara asal perdana menteri negara , Narendra Modi .
"Dalam sebuah film sinema, aneh rasanya keluar suara bip secara tiba-tiba," kata Ghosh kepada jaringan berita NDTV, mengatakan dirinya sangat terkejut dengan sikap badan sensor.
"Saya cukup terguncang," kata Ghosh kepada NDTV atas keputusan Dewan Pengawas Film (CBFC). "Saya kaget tapi saya pikir, saya harus berdebat."
Sedangkan Sen sendiri menolak berkomentar secara luas, hanya mengatakan: "Jika pemerintah memiliki keberatan, mungkin seharusnya ada dialog."
Film dokumenter tersebut direncakan untuk dirilis akhir pekan ini, lapor The Guardian.
Difilmkan selama lebih dari 15 tahun, karya baru Ghosh lebih banyak menampilkan Sen, seorang kritikus vokal dari PM Modi, dan Kaushik Basu, yang merupakan penasihat ekonomi utama pemerintah India dalam sebuah percakapan yang berkisar tentang ekonomi dan filsafat hingga kebangkitan global nasionalisme sayap kanan.
Film tersebut juga menyebutkan kerusuhan komunal di negara bagian Gujarat barat, tempat sedikitnya 1.000 orang, kebanyakan muslim, terbunuh pada 2002 ketika Perdana Menteri Narendra Modi menjabat Menteri Utama di sana.[fq]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!