Sabtu, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 8 Juli 2017 21:30 wib
4.138 views
Delegasi Oposisi Suriah: Kesepakatan AS-Rusia Bertujuang Membelah Suriah
ASTANA, KAZAHSTAN (voa-islam.com) - Delegasi Militer Pasukan Revolusi Suriah untuk perundingan Astana 5 mengungkapkan keprihatinan mendalam atas kesepakatan terbaru AS-Rusia di selatan Suriah, menekankan bahwa hal itu bertujuan untuk "membelah Suriah ke utara dan selatan."
Delegasi militer oposisi menulis dalam sebuah pernyataan bersama pada hari Sabtu (8/7/2017) bahwa kesepakatan antara Rusia, AS dan Yordania mengenai selatan Suriah akan menyebabkan pemisahan wilayah selatan dari utara , Mendesak Fraksi Selatan untuk tidak membiarkan pembagian Suriah dan "untuk menyatukan kerja dengan faksi-faksi Suriah utara."
Pernyataan tersebut menuduh persetujuan Rusia-AS untuk menyetujui kehadiran Iran yang berada di luar zona penyangga, yang diidentifikasi sejauh 40 km dan bersebelahan dengan perbatasan Suriah dengan Yordania dan menduduki Palestina, dan menerima pembukaan koridor di Suweida untuk rezim Assad.
Pernyataan itu mengulangi bahwa "Iran adalah negara kriminal yang menduduki Suriah, melaksanakan sebuah proyek ekspansionis sektarian yang didasarkan pada pemindahan orang-orang Suriah untuk mengubah demografi negara tersebut," menekankan bahwa Iran tidak dapat diterima sebagai penjamin atau pihak sponsor.
Delegasi tersebut kemudian mendesak masyarakat internasional untuk meminta Iran bertanggung jawab atas pelanggaran dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan terhadap orang-orang Suriah.
Pernyataan mereka juga menekankan pada pembahasan "pelepasan semua tahanan" yang merupakan topik yang diajukan oleh delegasi dari putaran pertama perundingan.
Kesepakatan AS-Rusia-Yordania
Sebelumnya pada hari Jum'at Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump telah mencapai kesepakatan awal mengenai gencatan senjata di Suriah barat daya selama pembicaraan mereka pada pertemuan G20 di Jerman.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa AS, Rusia dan Yordania telah mengeluarkan sebuah memorandum bersama untuk membangun zona de-eskalasi di wilayah barat daya Suriah, di wilayah Daraa, Quneitra dan Suweida.
Gencatan senjata akan mulai berlaku pada siang hari waktu Damaskus pada 9 Juli. (st/Orient)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!