Rabu, 14 Jumadil Awwal 1446 H / 14 Juni 2017 12:32 wib
3.907 views
Intelijen Israel Bongkar Rencana IS Gunakan Bom Laptop untuk Ledakkan Pesawat Komersil
TEL AVIV, ISRAEL (voa-islam.com) - Islamic State (IS) sedang mengembangkan bom komputer laptop untuk meledakkan pesawat komersial, menurut mata-mata pemerintah Israel yang melakukan peretasan terhadap operasi mereka tersebut.
Sebuah sel kecil para pembuat bom IS yang bermarkas di Suriah diretas beberapa bulan yang lalu, sebuah upaya yang menyebabkan pelarangan laptop pada penerbangan langsung ke AS dari sepuluh bandara di Turki, Timur Tengah dan Afrika Utara pada tanggal 21 Maret lalu, New York Times melaporkan.
Penetrasi cyber Israel adalah sumber informasi AS tentang bagaimana IS tersebut mengembangkan bahan peledak yang tidak dapat dideteksi dengan skrining standar karena terlihat identik dengan baterai laptop, menurut Times dan dikutip The New Arab hari Selasa (13/6/2017).
Data intelijen itu sangat terperinci sehingga itu termasuk metode detonasi untuk bom tersebut, kata Times, mengutip dua pejabat AS yang mengetahui operasi tersebut.
Pengungkapan tersebut merupakan keberhasilan intelijen yang langka melawan operasi cyber kelompok-kelompok jihadis yang terus-menerus berkembang, yang dilindungi oleh enkripsi dan media sosial.
Setelah larangan laptop AS, Inggris mengumumkan larangan serupa untuk penerbangan yang berasal dari enam negara.
Pada akhir Mei, pejabat keamanan penerbangan AS melangkah mundur dari memberlakukan larangan membawa komputer pada penerbangan yang berasal dari Eropa, yang telah diusulkan untuk menjaga agar tidak ada kemungkinan perangkat elektronik yang sarat bom dari kelompok Islamic State.
Namun Departemen Keamanan Dalam Negeri mengatakan sebuah larangan - sudah berlaku untuk penerbangan yang menuju AS dari Timur Tengah - masih dapat diterapkan di Eropa jika tingkat ancaman memburuk.
Dalam sebuah diskusi telepon dengan Komisaris Urusan Eropa Dimitris Avramopoulos dan Komisaris Transportasi Violeta Bulc, Sekretaris DHS John Kelly "menjelaskan" larangan terhadap penumpang yang membawa tablet dan perlengkapan komputer di atas pesawat terbang ke AS "masih belum sah".
Kontribusi Israel terhadap data intelijen bom laptop menjadi publik setelah Presiden Donald Trump mengungkapkan rincian rencana tersebut kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dalam sebuah pertemuan di Gedung Putih pada tanggal 10 Mei.
Pengungkapan Trump itu "membuat marah" para pejabat Israel, menurut Times. (st/TNA)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!