Selasa, 15 Jumadil Awwal 1446 H / 30 Mei 2017 09:15 wib
4.079 views
Jerman Sebut Kebijakan Donald Trump Lemahkan Barat dan Rugikan Kepentingan Eropa
BERLIN, JERMAN (voa-islam.com) - Menteri Luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel telah dengan pedas mengkritik Donald Trump, dengan mengatakan bahwa tindakan presiden AS itu telah "melemahkan Barat" dan kebijakannya yang "picik" telah merugikan kepentingan Uni Eropa.
Gabriel membuat komentar pedas di sela diskusi meja bundar ketiga mengenai pengungsi di Berlin pada hari Senin (29/5/2017), setelah Trump mengakhiri tur resminya yang pertama ke luar negeri, yang membawanya ke Arab Saudi, wilayah Palestina yang diduduki Israel, Belgia dan kemudian Italia untuk sebuah acara puncak G7.
Puncak perjalanan bertemu beberapa pemimpin dunia adalah kesepakatan senjata 110 miliar dolar antara Washington dan Riyadh, termasuk penjualan kapal, tank dan sistem anti-rudal ke kerajaan tersebut.
"Siapa pun yang mempercepat perubahan iklim dengan melemahkan perlindungan lingkungan, yang menjual lebih banyak senjata di zona konflik dan yang tidak ingin menyelesaikan konflik agama secara politis membuat perdamaian di Eropa berisiko," kata menteri luar negeri Jerman tersebut.
"Kebijakan pemerintah Amerika yang berpandangan pendek bertentangan dengan kepentingan Uni Eropa," katanya, menambahkan bahwa, "Barat telah menjadi lebih kecil, setidaknya hal itu telah menjadi lebih lemah."
Gabriel juga meminta Eropa untuk melawan pemerintahan baru AS dan tidak menghindar dari membuat kritik.
"Pemerintah Trump ingin menghentikan kesepakatan iklim, ingin menerapkan tindakan militer di wilayah krisis dan tidak akan membiarkan orang-orang dari kalangan agama tertentu memasuki AS," katanya.
"Jika orang-orang Eropa tidak secara tegas menentang hak ini sekarang, arus migrasi ke Eropa akan terus bertambah. Mereka yang tidak menentang kebijakan AS ini bersalah," Gabriel mencatat.
Beberapa hari sebelumnya, Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan frustrasinya saat Trump menangani sebuah debat mengenai perubahan iklim di KTT G7 dengan menolak untuk menandatangani kesepakatan iklim Paris 2015.
Selama kampanye kepresidenannya, Trump telah berjanji untuk merevisi komitmen AS berdasarkan Perjanjian Paris, dengan mengatakan bahwa kesepakatan tersebut, yang telah dicapnya sebagai tipuan Cina, akan sangat merugikan pekerjaan di dalam Amerika Serikat sementara hal itu sangat menguntungkan negara-negara seperti Cina.
Trump dan pemerintah Eropa telah bentrok dengan isu-isu lain, termasuk kritik Trump bahwa sekutu NATO telah berulang kali gagal memenuhi komitmen pengeluaran aliansi militer sebesar 2,0 persen dari PDB. (st/ptv)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!