Senin, 15 Jumadil Awwal 1446 H / 29 Mei 2017 14:30 wib
5.984 views
Militer Filipina Kunci Kota Iligan Karena Khawatir Disusupi Pejuang Islamic State (IS) dari Mawawi
MINDANAO, FILIPINA (voa-islam.com) - Militer Filipina pada hari Senin (29/5/2017) mengunci kota Iligan yang telah penuh dari para pengungsi karena kekhawatiran para pejuang afiliasi Islamic State (IS) telah menyelinap keluar dari Marawi di dekatnya, di mana tentara berjuang untuk mengusir orang-orang bersenjata yang bersembunyi di gedung-gedung untuk hari ketujuh.
Pertempuran di kota Marawi dengan para pejuang dari kelompok Maute adalah tantangan keamanan terbesar kepresidenan Rodrigo Duterte selama 11 bulan, dengan orang-orang bersenjata masih menguasai bagian-bagian kota dan menangkis serangan udara helikopter dan serangan darat oleh pasukan komando.
Sebagian besar dari 200 ribu orang Marawi telah pergi, banyak membanjiri kota Iligan, sekitar 38 km jauhnya, di mana pihak berwenang mengatakan bahwa mereka terbentang sampai batas dan khawatir bahwa para pejuang kelompok Maute bercampur dengan orang-orang yang mengungsi dan dapat melancarkan serangan.
"Kami tidak ingin apa yang terjadi di Marawi meluap di Iligan," kata Kolonel Alex Aduca, kepala Batalyon Infanteri Mekanis Keempat.
"Kami ingin memastikan keamanan orang di sini, untuk mencegah unsur-unsur tersebut masuk dan melakukan kegiatan teroristik," katanya kepada radio DZMM.
Dia mengklaim telah menangkap beberapa pejuang saat mencoba masuk ke Iligan, namun tidak memberikan rinciannya.
85 pasukan keamanan Filipina, sebagaimana klaim kantor berita terkait Islamic State A'maaq, dan 19 warga sipil telah terbunuh sejak Selasa, ketika pejuang kelompok Maute mengamuk di Marawi setelah usaha militer yang gagal untuk menangkap Isnilon Hapilon, yang menurut pemerintah merupakan tokoh utama untuk Islamic State di Filipina.
Kemampuan kelompok Maute untuk melawan militer yang begitu lama akan menambah kekhawatiran bahwa ideologi Islamic State menyebar di Filipina selatan, dan ini bisa menjadi surga bagi para pejuang dari negara-negara tetangga seperti Indonesia, Malaysia dan sekitarnya.
Pihak militer percaya bahwa Maute melakukan serangan mereka sebelum bulan suci Ramadhan untuk menarik perhatian Islamic State dan mendapatkan pengakuan sebagai afiliasi Asia Tenggara.
Saksi di Marawi mengatakan bahwa mereka telah melihat para pejuang mengibarkan bendera Islamic State dan mengenakan pakaian hitam dan ikat kepala khas kelompok tersebut.
Pasukan di jalan Marawi menembaki para penembak jitu Maute saat asap membumbung di beberapa bangunan.
Truk-truk yang penuh dengan marinir tiba untuk memperkuat tentara yang menjaga jalan-jalan sepi saat helikopter-helikopter berputar di atas kota tepi danau yang dikelilingi perbukitan rimba.
Militer mengklaim kelompok Maute masih hadir di sembilan dari 96 Barangay, atau komunitas.
Duterte memberlakukan darurat militer pekan lalu di Mindanao, sebuah pulau berpenduduk 22 juta orang di mana Marawi dan Iligan berada, untuk memadamkan kerusuhan dan menghapus militansi.
Beberapa aktivis hak asasi dan anggota parlemen mengatakan darurat militer di seluruh pulau adalah reaksi berlebihan yang akan meningkatkan risiko pelanggaran hak asasi manusia oleh pasukan keamanan. (st/Reuters)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!