Jum'at, 16 Jumadil Awwal 1446 H / 19 Mei 2017 19:36 wib
5.295 views
Paspor Yaman yang Dikeluarkan oleh Pemberontak Syi'ah Houtsi Dilarang untuk Mengikuti Ibadah Haji
ADEN, YAMAN (voa-islam.com) - Pemerintah Yaman yang diakui secara internasional memperingatkan bahwa paspor yang dikeluarkan oleh pemberontak Syi'ah Houtsi yang menguasai ibukota Sana'a tidak disetujui untuk mengikuti musim ibadah haji tahun ini, media setempat melaporkan pada hari Rabu (17/5/2015).
"Paspor yang dikeluarkan oleh provinsi-provinsi yang berada di bawah kendali milisi Houtsi dan [mantan Presiden Ali Abdullah] Saleh dari awal tahun 2016 sampai sekarang, belum disetujui untuk musim ziarah berikutnya," menurut Menteri Wakaf dan Bimbingan Dr. Ahmed Attia.
Sang menteri mengatakan tidak adanya informasi dalam database yang tersimpan di otoritas imigrasi dan paspor menjadi alasan keputusan tersebut.
"Penerbitan paspor selama periode ini tidak terhubung secara elektronik ke otoritas setelah pemberontak memutuskan hubungan mereka dengan itu," tambahnya.
"Paspor yang dikeluarkan sebelum tanggal ini dapat diterima, karena disimpan dan dihubungkan langsung ke otoritas paspor, dan semua paspor yang dikeluarkan oleh wilayah yang berada di bawah yurisdiksi negara, sah."
Pada tahun 2015, pemberontak Syi'ah kaki tangan Iran itu mengumpulkan ribuan pendukung mereka untuk mengecam keputusan Saudi yang menolak izin warga Syi'ah Yaman untuk pergi ke Mekah untuk melakukan ibadah haji.
Ribuan demonstran Syi'ah turun ke jalan di ibukota Sana'a, mengenakan jubah putih yang biasanya dipakai saat ibadah, untuk mengecam apa yang mereka katakan sebagai keputusan yang tidak adil yang mempengaruhi warga sipil Yaman yang tidak bersalah.
Pemberontak Syi'ah Houtsi Yaman menguasai ibukota Sana'a pada tahun 2014 dan menguasai banyak institusi negara bagian, mendirikan negara dan aparat militer mereka sendiri untuk mengelola negara tersebut.
Bulan lalu, kementerian industri dan perdagangan yang dikuasai pemberontak Syi'ah di ibukota mengeluarkan kartu komoditas yang memungkinkan pegawai pemerintah Houtsi untuk membeli makanan pokok dari dua toko di Sana'a dalam upaya untuk menenangkan para pemrotes setelah beberapa bulan tidak menerima gaji.
Sebuah koalisi pimpinan-Saudi turun tangan untuk mendorong mundur pembrrontak Syi'ah Houtsi pada Maret 2015, bagaimanapun, para pemberontak masih memegang kontrol atas ibukota dan sebagian besar lembaga negara meskipun kehilangan daerah di bagian lain negara itu.
Di saat pemerintahan di Sana'a dikuasai pemberontak Syi'ah Houtsi, pemerintahan Abdu Rabbu Mansour Hadi yang diakui secara internasional tetap tinggal di Aden, di mana mereka telah mendirikan sebuah ibukota sementara serangan anti-Houtsi berlanjut. (st/tna)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!