Jum'at, 16 Jumadil Awwal 1446 H / 19 Mei 2017 12:15 wib
4.840 views
AS Kirim Kapal Induk Ke-2 ke Semenanjung Korea Setelah Uji Coba Rudal Balistik Terbaru Pyongyang
AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Angkatan Laut AS memindahkan kapal induk kedua ke Semenanjung Korea untuk mengikuti latihan militer beberapa hari setelah Korea Utara melakukan uji coba rudal balistik yang "berhasil".
Kapal induk AS Ronald Reagan yang bertenaga nuklir berangkat ke Semenanjung Korea pada hari Selasa (16/5/2017) setelah menjalani masa perawatan dan uji coba laut di markasnya di Jepang, CNN melaporkan.
Kapal pengangkut pesawat tempur kelas Nimitz itu akan bergabung dengan USS Carl Vinson di wilayah tersebut untuk latihan ganda dalam sebuah demonstrasi di tengah meningkatnya ketegangan dengan Pyongyang.
Bersama-sama kedua kapal tersebut memiliki total 90 pesawat tempur F-A-18C Hornet dan F / A-18E / F Super Hornet.
"Keluar dari masa pemeliharaan yang panjang di pelabuhan, kita harus memastikan bahwa Ronald Reagan dan kelompok tempur lainnya terintegrasi dengan benar saat kita melangkah maju," kata Laksamana Charles Williams dalam siaran persnya.
Begitu berada di wilayah tersebut, Reagan akan melakukan serangkaian latihan namun terutama berfokus pada sertifikasi kemampuannya untuk meluncurkan dan mengembalikan pesawat tempur dengan aman, kata Angkatan Laut.
Pada hari Ahad, Korea Utara melakukan uji coba - meluncurkan rudal balistik jarak menengah yang diyakini banyak ahli paling maju.
Rudal tersebut terbang sejauh 700km, mencapai ketinggian 2.000 km dan mendarat di laut barat Jepang.
Setelah tes tersebut, Pyongyang memperingatkan "daratan utama dan operasi Pasifik AS" berada dalam jangkauan rudal Korea Utara.
Ahli Amerika juga mengatakan rudal terbaru itu, yang kabarnya bisa membawa hulu ledak nuklir, bisa mencapai negara bagian Hawaii jika ditembakkan pada lintasan normal.
Kelompok tempur Carl Vinson dikerahkan ke wilayah tersebut akhir bulan lalu sebagai tanggapan atas meningkatnya aktivitas rudal oleh Pyongyang.
Presiden Donald Trump memperingatkan pada saat itu bahwa ada kemungkinan sebuah "konflik besar dengan Korea Utara," namun mengatakan, "Kami ingin menyelesaikan sesuatu secara diplomatis."
Ketegangan meningkat dengan cepat di Semenanjung Korea sejak Trump mengatakan pada awal April bahwa dia akan bertindak "secara sepihak" terhadap Pyongyang.
Namun, Trump kemudian mengatakan bahwa dia akan "merasa terhormat" untuk bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di bawah "keadaan yang tepat."
Korea Utara telah berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak akan meninggalkan program rudal dan nuklirnya kecuali AS mengakhiri permusuhannya terhadap negara tersebut. (st/ptv)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!