Selasa, 16 Jumadil Awwal 1446 H / 16 Mei 2017 07:45 wib
5.487 views
Rezim Assad Bakar Ribuan Mayat Tahanan Oposisi yang Mereka Eksekusi di Penjara Sadnaya
AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Pemerintah AS mengatakan pemerintah Suriah memasang sebuah krematorium di sebuah penjara militer untuk menghancurkan jenazah ribuan tahanan yang mereka bunuh.
Stuart Jones, pelaksana tugas asisten sekretaris untuk Biro Urusan Timur Dekat departemen Luar Negeri, memberikan kepada para reporter gambar satelit yang tampaknya menunjukkan dugaan fasilitas tersebut.
"Mulai tahun 2013, rezim Suriah memodifikasi sebuah bangunan di dalam kompleks Saydnaya untuk mendukung apa yang kami yakini sebagai sebuah krematorium," katanya, merujuk pada sebuah penjara militer di utara Damaskus.
"Meskipun banyak kekejaman rezim didokumentasikan dengan baik, kami percaya bahwa pembangunan krematorium adalah upaya untuk menutupi tingkat pembunuhan massal yang terjadi di Saydnaya."
Jones mengatakan bahwa informasi tersebut berasal dari lembaga kemanusiaan yang terpercaya dan dari "komunitas intelijen" AS dan bahwa sebanyak 50 orang per hari diperkirakan digantung di Saydnaya.
Dia tidak memberikan perkiraan resmi untuk jumlah total yang dibunuh, namun mengutip sebuah laporan Amnesty International bahwa antara 5.000 hingga 13.000 telah dieksekusi antara tahun 2011 hingga 2015 di dalam penjara tersebut.
Pemerintahan Presiden Bashar al-Assad di Suriah, menurutnya, telah menahan antara 65.000 hingga 117.000 orang pada periode yang sama.
Dalam briefing persnya, Jones mengatakan bahwa Rusia telah "membantu atau melihat secara pasif" sementara pemerintah rezim Assad melakukan kekejaman itu.
Foto satelit terbaru yang dipresentasikan oleh kementerian luar negeri tersebut tertanggal Januari 2015, lebih dari dua tahun yang lalu.
Tidak segera jelas mengapa AS menunggu untuk mempresentasikan buktinya.
Perang Suriah, yang sekarang memasuki tahun ketujuh, telah membunuh hampir setengah juta orang dan mengungsikan lebih dari setengah populasi pra-perang negara tersebut. (st/Reuters)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!