Sabtu, 27 Jumadil Akhir 1446 H / 31 Desember 2016 10:00 wib
10.786 views
Pentagon Sebut Syaik Abu Bakar Al-Baghdadi Masih Hidup dan Memimpin Islamic State (IS)
AMERIKA, SERIKAT (voa-islam.com) - Pentagon mengatakan hari Jum'at (30/12/2016) mereka percaya bahwa pemimpin tertinggi Islamic State (IS) Syaikh Abu Bakr al-Baghdadi memang masih hidup, meskipun upaya berulang-kali oleh koalisi pimpinan AS untuk membunuhnya.
Syaikh Al-Baghdadi terakhir merilis sebuah pesan audio menantang pada bulan lalu mendesak pendukungnya untuk mempertahankan kota Mosul, Irak utara.
Tidak jelas apakah dia berada di kota yang terkepung tersebut, di mana ia menyatakan kekhalifahan di 2014 setelah IS merebut wilayah yang mencakup banyak bagian Suriah timur dan utara Irak.
"Kami berpikir Baghdadi masih hidup dan masih memimpin ISIL dan kami jelas melakukan segala yang kami bisa untuk melacak gerakannya," kata juru bicara Pentagon Peter Cook kepada CNN menggunakan singkatan alternatif untuk IS.
"Jika kita mendapatkan kesempatan, kita pasti akan mengambil keuntungan dari setiap kesempatan untuk menyampaikan kepadanya "keadilan" yang layak untuk dia," katanya.
"Kami melakukan segala yang kami bisa. Ini adalah sesuatu yang kita menghabiskan banyak waktu."
Pada pertengahan Desember, Amerika Serikat menaikkan lebih dua kali lipat tawaran hadiah untuk informasi yang mengarah kepada penangkapan atau pembunuhan pemimpin IS itu hingga menjadi $ 25 juta.
IS hanya merilis satu video dari Syaikh Al-Baghdadi, menunjukkan seorang pria dengan jenggot hitam dan abu-abu mengenakan jubah hitam dan mengenakan turban, tertanggal kembali ke 2014.
Cook mengklaim bahwa Syaikh Al-Baghdadi terisolasi karena serangan koalisi AS telah membunuh banyak pemimpin IS.
"Dia memiliki waktu sulit untuk menemukan penasihat dan orang kepercayaan untuk berbicara dengannya karena banyak dari mereka yang tidak lagi bersama," kata sang juru bicara.
Menurut dokumen resmi pemerintah Irak, Syaikh Al-Baghdadi lahir di Samarra pada tahun 1971.
Dia bergabung dengan pemberontakan yang meletus setelah invasi pimpinan AS di Irak tahun 2003 dan menghabiskan beberapa waktu di penjara militer Amerika. (St/TNA)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!