Kamis, 26 Jumadil Awwal 1446 H / 29 Desember 2016 20:15 wib
7.939 views
Bandara Udara Militer T-4 Rezim Assad Tidak Berfungsi Setelah Dikepung Oleh Islamic State (IS)
HOMS, SURIAH (voa-islam.com) - Bandara militer kuat T-4 di pedesaan timur Homs telah tidak berfungsi sejak Islamic State (IS) meluncurkan ofensif besar dua pekan lalu untuk mengambil alih pangkalan militer strategis tersebut, kata sumber-sumber.
Seorang kepala salah satu pusat pemantauan dari oposisi Suriah di wilayah tengah mengkonfirmasi Zaman al-Wasl bahwa tidak tercatat adanya penerbangan yang lepas landas untuk semua pesawat tempur Sukhoi 22 dan Sukhoi 24 di bandara T4 selama 10 hari, sementara hanya beberapa helikopter terbang dari waktu ke waktu.
Sumber itu menambahkan bahwa semua pesawat tempur lepas landas dari bandara militer lain untuk mempertahankan bandara T4 dengan menekan daerah sekitarnya yang dikuasai IS di pedesaan Timur dari Homs dan Hama.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris mengatakan IS menyerang pasukan rezim dan sekutu mereka Kamis malam, 15 Desember, bertujuan untuk benar-benar mengepung dan memotong rute pasokan, mengambil keuntungan dari cuaca buruk yang menghentikan serangan udara rezim, bagaimanapun menyusul serangan hari Senin sebelum itu mereka telah menargetkan pangkalan udara dengan tembakan artileri dan mortir, mengakibatkan hancurnya setidaknya tiga pesawat tempur dan menangkap beberapa bagian markas setelah bentrokan dengan pasukan rezim.
Bandara T-4 atau Tayfour adalah sebuah bandara militer penting dan paling penting rezim, dimana bandara itu memberikan pasukan rezim dengan dukungan udara dekat. Pejuang IS berhasil menghantam bandara setelah mengendalikan pos-pos pemeriksaan di dekat kota Mashtal dan Qasr al-Hir.
Seorang mantan insinyur yang bekerja di pangkalan udara T-4 menyebutkan bahwa pusat perawatan utama jet tempur Sukhoi terletak di bandara T-4 saja dan jika rezim kehilangan pusat tersebut, akan sulit untuk menemukan pusat lain dengan mudah dan cepat yang mengarah ke penghentian operasi pesawat tempur yang paling kuat tersebut.
Menurut sang insinyur, bandara T-4 memiliki luas 50 kilometer persegi, dan dua landasan pacu dari jarak 3 kilometer, dan sangat dijaga oleh pasukan khusus dan garda republik. Ada banyak gudang-gudang untuk bahan bakar pesawat.
IS telah merebut kembali kota kuno Palmyra pada 11 Desember, hanya delapan bulan setelah direbut kembali oleh pasukan rezim yang didukung oleh serangan udara Rusia.
Dukungan dan serangan udara Rusia dalam pertempuran Palmyra tidak berguna dalam membantu pasukan rezim untuk mencegah IS dari merebut kembali Palmyra.
IS telah mengendalikan Palmyra sejak Mei 2015, namun rezim Suriah merebut kembali lagi pada Maret tahun ini.
Palmyra adalah sebuah situs Warisan Dunia UNESCO, dan merebut kembali kota itu oleh IS memberi mereka dorongan propaganda saat IS menghadapi serangan dari dua kubu utama mereka, Raqqa di Suriah dan kota terbesar kedua Irak, Mosul. (st/TNA)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!