Sabtu, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 24 Desember 2016 18:00 wib
6.486 views
AS Minta Maaf Telah Salah Tuduh Turki Terlibat Perdagangan Minyak Islamic State (IS)
AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Amerika Serikat tidak menemukan keterlibatan apapun oleh Turki dalam perdagangan minyak Islamic State (IS), duta besar AS untuk Ankara mengatakan.
"Saat kita bekerja sama antara pemerintah kita untuk menyelidiki lebih lanjut masalah ini, kita dapat menentukan tidak ada, apa pun, atau pada skala apapun, jenis penyelundupan minyak yang kita takutkan itu terjadi, dan kami mengakui itu ke pemerintah Turki," John Bass, utusan AS untuk Ankara, mengatakan pada Jum'at (24/12/2016) dalam sebuah siaran televisi pada penyiaran swasta NTV.
"Ada beberapa indikasi awal bahwa beberapa minyak yang keluar melalui perbatasan Turki-Suriah," katanya. "Pemerintah Turki mengambil beberapa langkah penting pada tahun 2014 dan awal tahun 2015 untuk menghilangkan upaya-upaya penyelundupan skala kecil."
Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri mengatakan kepada Hurriyet Daily News pada 16 Desember bahwa Sekretaris Negara AS John Kerry dan Central Intelligence Agency telah "meminta maaf" ke Turki atas tuduhan pada tahun 2014 tentang perdagangan minyak antara Ankara dan IS.
Pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu di sela-sela pertemuan Dewan Keamanan PBB pada tahun 2014, Kerry mengatakan mereka memiliki informasi bahwa Turki telah mengimpor minyak dari IS, kata sumber itu, menambahkan bahwa Cavusoglu membantah klaim tersebut pada saat itu.
Setelah meminta dokumen dari tuduhan dalam sejumlah pertemuan dengan Kerry, Cavusoglu diberi file yang disertakan informasi koordinat di Turki.
File tersebut kemudian diselidiki oleh badan-badan intelijen Turki, dan Ankara menetapkan bahwa koordinat tersebut milik sebuah tempat kerja aspal di kota Kilis, di perbatasan dengan Suriah.
Setelah informasi ini disampaikan ke AS, Kerry meminta maaf dan CIA mengajukan permintaan maaf tertulis kepada Ankara, kata pejabat itu.
Disinggung apakah AS telah meminta maaf kepada Turki, Bass mengatakan ia "tidak mau mendapatkan jauh ke dalam komunikasi antara masing-masing kementerian dalam pemerintahan."
"Saya hanya akan mengatakan, melihat, kita mengakui bahwa beberapa penilaian awal bahwa kami telah entah dikoreksi atau yang keluar target sedikit," kata Bass. "Dan kami terus melakukan itu. Kami mengakui ketika kita melakukan kesalahan. Kita sering berharap bahwa beberapa pemerintah lain akan melakukannya juga." (st/hd)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!