Kamis, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 22 Desember 2016 08:45 wib
6.469 views
Pembunuh Dubes Rusia Andrey Karlov Pernah 'Melindungi' Presiden Erdogan 8 Kali
ANKARA, TURKI (voa-islam.com) - Polisi Turki yang menembak mati duta besar Rusia untuk Ankara pekan ini telah memberikan pengamanan bagi Presiden Recep Tayyip Erdogan delapan kali sejak upaya kudeta gagal 15 Juli, kata sebuah laporan, Rabu (21/12/2016).
Mevlut Mert Altintas, 22, menembakkan sembilan peluru ke duta Andrey Karlov di pusat pameran seni pada Senin malam, sebelum ia sendiri dibunuh oleh polisi Turki - Jaksa sekarang mengatakan mereka sedang menyelidiki mengapa ia tidak ditangkap hidup-hidup.
Altintas, anggota dari polisi anti huru-hara Ankara yang telah bekerja selama dua setengah tahun, pernah bertugas di delapan acara yang dihadiri oleh Erdogan sejak Juli, Hurriyet Daily mengatakan.
Pada acara-acara semacam itu dia adalah bagian dari ring kedua dari keamanan Erdogan setelah tentungya tim pengawal pribadi presiden, tulis penulis Hurriyet Abdulkadir Selvi, yang dikenal memiliki kontak dalam elit penguasa.
Menteri luar negeri Turki Mevlut Cavusoglu kepada mitra dari AS John Kerry dalam panggilan telepon pada hari Selasa mengatakan bahwa pihak berwenang percaya cendekiawan yang berbasis di AS Fethullah Gulen, yang dipersalahkan karena upaya kudeta 15 Juli berada di balik rencana pembunuhan tersebut.
Pemerintah Turki sedang menyelidiki kemungkinan hubungan Altintas ke Gulen, termasuk sekolah tempat dia belajar yang dijalankan oleh kelompok cendekiatan tersebut. Selvi mengatakan bahwa pada hari percobaan kudeta 15 Juli, Altintas telah mengaku sakit ke polisi, tetapi tidak jelas apa yang dia lakukan malam itu.
Erdogan juga mengatakan bahwa sang pembunuh adalah anggota gerakan Gulenist pada Rabu malam.
"Tidak perlu untuk membuat rahasia dari fakta ia adalah anggota dari Feto," kata Erdogan, dalam pengaitan jelas pertamanya menyalahkan pembunuhan itu.
Gulen, yang telah tinggal di pengasingan di Amerika Serikat sejak tahun 1999, telah sangat mengutuk pembunuhan itu dan selalu membantah terlibat dalam kudeta.
Turki telah memulai tindakan keras terhadap apa yang mereka sebut Organisasi Teror Fethullah (Feto) setelah kudeta gagal 15 Juli yang bertujuan menggulingkan Erdogan, menangkap dan memecat puluhan ribu anggotanya.
Tapi Erdogan mengatakan pembunuhan Karlov menunjukkan pendukung Gulen masih hadir dalam struktur keamanan kunci dan pembersihan diperlukan untuk dilanjutkan.
"Saya harus mengatakan ini sangat jelas - organisasi kotor ini masih dalam militer, masih dalam polisi," katanya.
Aparat keamanan kini telah menahan 13 orang selama serangan tersebut termasuk kerabat dekat Altintas, kata laporan media Turki.
Sebuah pernyataan beredar pada hari Rabu yang mengatakan Jabhat Fatah al-Sham - mantan afiliasi Al-Qaidah di Suriah - telah menyatakan berganggung jawab untuk pembunuhan itu. Namun, mereka kemudian merilis pernyataan bantahan mengatakan pernyataan sebelumnya adalah palsu. Bagaimanapun, mereka tetap memuji serangan yang menewaskan duta besar Rusia, Andrey Karlov, yang negaranya bertanggung jawab atas pembantaian Muslim Sunni di Aleppo. (st/MEE)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!