Selasa, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 20 Desember 2016 14:14 wib
12.637 views
Iran Tutup Seluruh Konsulatnya di Turki Pasca Pembunuhan Dubes Rusia di Ankara
ANKARA, TURKI (voa-islam.com) - Sekutu dekat rezim teroris Assad dalam pembantaian di Aleppo, Iran, pada hari Selasa (20/12/2016) menutup seluruh konsulatnya di Turki pasca penembakan yang menewaskan duta besar Rusia untuk Turki, Andrey Karlov oleh seorang petugas polisi di ibukota Ankara.
"Seluruh kantor konsulat Iran di Istanbul, Trazon, dan Erzurum akan tutup pada Selasa, 20 Desember. Kami mendesak seluruh warga Iran untuk tidak mengunjungi lokasi tersebut," Kedubes Iran mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diunggah pada laman resmi mereka dan diberitakan oleh Al Arabiya, Selasa, 20 Desember 2016.
Belum ada penjelasan sampai kapan penutupan konsulat Iran itu akan diberlakukan.
Iran kemungkinan khawatir serangan bahwa yang menimpa dubes Rusia para bisa terjadi juga pada para diplomat mereka.
Seperti diketahui, Iran bersama-sama dengan Rusia bahu membahu dengan rezim teroris Assad dalam melakukan pembantaian di kota terkepung Aleppo yang sebelumnya dikuasai pejuang oposisi.
Dalam beberapa pekan terakhir, milisi Syi'ah asing bayaran Iran dan rezim Assad didukung oleh kekuatan udara Rusia meluncurkan agresi brutal di Aleppo timur yang menewaskan dan melukai ribuan warga sipil dan menghancurkan hampir seluruh rumah sakit, sekolah dan infrastruktur sipil di lingkungan timur Aleppo.
Hingga kini 1000 lebih pasukan Syi'ah Iran sendiri telah mati di Suriah selama beberapa tahun terakhir untuk membela rezim teroris Assad yang hampir saja keok melawan mujahidin. Iran juga telah kehilangan nyawa ribuan milisi Syi'ah asing lain asal Afghanistan, Pakistan Libanon serta Irak yang mereka bayar untuk mendukung Assad melawan mujahidin.
Ditembak mati petugas polisi Turki
Duta Besar Turki untuk Rusia, Andrey Karlov, tewas ditembak oleh orang yang sedianya ditugaskan untuk menjaganya saat sedang membuka pameran di sebuah galeri seni di Ankara.
Penyerang, diidentifikasi sebagai Mevlut Mert Altintas, 22, yang bertugas di kepolisian anti huru hara Turki, mengatakan aksinya sebagai pembalasan untuk pembantaian di Aleppo.
Serangan tersebut terjadi hanya sehari sebelum Menteri Luar Negeri Turki, Rusia, dan Iran menggelar pertemuan di Moskow untuk membicarakan penyelesaian konflik di Suriah. (st/aby)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!