Senin, 11 Jumadil Awwal 1446 H / 19 Desember 2016 08:37 wib
4.284 views
7 Polisi dan 3 Warga Sipil Tewas dalam Serangan Pria Bersenjata di Selatan Yordania
KARAK, YORDANIA (voa-islam.com) - Sejumlah pria bersenjata menewaskan 10 orang termasuk seorang turis Kanada dan polisi pada hari Ahad (187/12/2016) di Yordania selatan, sebelum pasukan keamanan menewaskan empat penyerang dalam pengepungan yang berlangsung beberapa jam.
Penembakan berlangsung di Karak, tujuan wisata terkenal karena merupakan salah satu benteng Tentara Salib terbesar di wilayah tersebut, sekitar 120 kilometer selatan ibukota Amman.
Departemen keamanan umum Jordan mengatakan tujuh polisi, seorang wanita turis Kanada dan dua warga sipil Yordania tewas dalam serangkaian penembakan.
Dikatakan bahwa 27 orang lain, termasuk polisi dan warga sipil, terluka.
Empat penyerang yang mengambil sandera di istana tewas Ahad malam oleh pasukan keamanan yang telah mengepung mereka di tengah baku tembak berlangsung beberapa jam, kata satu sumber keamanan.
Kementerian luar negeri Kanada menegaskan bahwa salah satu warganya tewas dalam serangan itu dan lain terluka dalam "serangan keji."
Sebelumnya, perdana menteri mengklaim 10 pria bersenjata bersembunyi di dalam benteng, sedangkan departemen keamanan umum mengatakan sekitar "lima atau enam orang bersenjata" yang diduga terlibat dalam penembakan.
Serangan pertama terjadi di awal sore hari ketika patroli polisi pergi untuk memeriksa kebakaran rumah di Karak, kata departemen itu dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi Petra.
"Begitu mereka sampai daerah itu, orang-orang bersenjata tak dikenal yang berada di dalam rumah menembaki patroli, melukai seorang polisi, dan kemudian meloloskan diri dengan mobil," kata pernyataan itu.
Sejumlah pria bersenjata kemudian menembaki patroli lain sementara lebih banyak tembakan terdengar dari dalam benteng Tentara Salib, yang ditujukan pada kantor polisi Karak dan "melukai beberapa polisi dan orang yang lewat," katanya.
"Pasukan Polisi dan keamanan telah mengepung benteng dan sekitarnya dan melancarkan operasi untuk memburu orang-orang bersenjata."
Sebuah sumber keamanan senior mengatakan beberapa orang telah terjebak dalam bagian dari benteng ketika orang-orang bersenjata berlindung di sana, tetapi membantah laporan media bahwa mereka disandera.
"Tidak ada sandera. Tetapi beberapa orang yang berada di lantai bawah takut perdi ketika orang bersenjata terlibat kontak senjata dengan pasukan keamanan," kata sumber itu, yang berbicara tanpa menyebut nama.
Ia mengatakan bahwa orang-orang bersenjata berada di tingkat yang lebih tinggi di dalam benteng.
Dewan Pariwisata Jordan menggambarkan benteng Karak, yang berdiri sejak abad ke-12 dan telah bertahan dari pengepungan, sebagai "labirin ruang batu berkubah dan lorong-lorong tak berujung."
Tidak segera jelas siapa yang berada di balik penembakan, tapi Jordan telah terkena serangan dari jihadis di masa lalu.
Jordan adalah anggota terkemuka dari koalisi pimpinan AS melawan kelompok Islamic State (IS) di Irak dan Suriah.
Negara itu telah melakukan serangan udara yang menargetkan IS, dan juga menjadi tuan rumah tentara koalisi di wilayahnya.
Muadz al-Kassasbeh, pilot pesawat tempur Yordania, ditangkap oleh IS ketika pesawatnya jatuh di Suriah pada bulan Desember 2014 setelah membombardir ibukota IS, Raqqa, dan sebagai pembalasan ia kemudian dibakar hidup-hidup dalam sangkar. Karak adalah kampung halaman Muadz Kassasbeh.
Pada bulan Juni, bom jibaku yang diklaim oleh IS menewaskan tujuh penjaga perbatasan di dekat perbatasan Suriah. (st/TNA)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!