Rabu, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 30 November 2016 09:00 wib
5.071 views
Perwira Intelijen Jerman Loyalis IS Ditangkap Karena Berencana Bom Markas BfV
BERLIN, JERMAN (voa-islam.com) - Seorang perwira intelijen Jerman yang diam-diam menjadi muallaf dilaporkan telah ditangkap atas tuduhan merencanakan serangan bom jihad di markas badan intelijen BfV di Cologne.
Menurut mingguan negara Der Spiegel dan harian Die Welt pada hari Selasa (29/11/2016), pejabat berusia 51-tahun itu telah merencanakan serangan terhadap markas intelijen Jerman Bundesverfassungsschutz (BfV) di Cologne, sejak April.
Der Spiegel juga mencatat bahwa tersangka yang merupakan warga nasional Jerman telah sebagian mengakui tuduhan yang diajukan terhadap dirinya.
Tersangka berusaha untuk menyampaikan "informasi rahasia tentang BfV (badan keamanan domestik Jerman), yang dapat menyebabkan ancaman bagi kantor itu", seorang pejabat mengatakan kepada surat kabar.
"Dia dituduh membuat komentar-komentar Islami online dengan nama palsu, dan menawarkan informasi internal selama chatting," kata juru bicara BfV.
BfV mengatakan pria itu "berperilaku menarik perhatian" sebelum penangkapannya. Dia sejak April telah terlibat dalam mengumpulkan data intelijen tentang jihadis di Jerman, kata Der Spiegel.
Percakapan online rupanya ditemukan antara tersangka dan Islamis lain di mana ia berusaha untuk merekrut mereka untuk badan intelijen untuk melakukan sebuah serangan terhadap orang-orang "non-beriman", melakukan serangan bom di markas pusat badan mata-mata itu "atas nama Allah".
Dia menggunakan beberapa nama yang berbeda secara online dan aktivitasnya terungkap sekitar sebulan yang lalu.
Keluarga pria itu dilaporkan tidak tahu apa-apa tentang perpindahan agamanya ke Islam dua tahun lalu dan radikalisasi berikutnya.
Tersangka diduga telah berjanji setia kepada Mohamed Mahmoud, pemimpin cabang Islamic State (IS) Austria.
Jerman berada dalam keadaan siaga tinggi setelah beberapa serangan jihadis selama musim panas.
BfV memperkirakan ada sekitar 40.000 Islamis di Jerman, termasuk 9.200 Islam ultra-konservatif yang dikenal sebagai Salafi, Hans-Georg Maassen, yang memimpin lembaga itu, mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara awal bulan ini.
"Kami tetap menjadi sasaran terorisme Islam (baca; jihad) dan kita harus mengasumsikan bahwa Islamic State atau organisasi teroris lainnya akan melakukan serangan di Jerman jika mereka bisa," katanya pada saat itu.
IS menyatakan tanggung jawab atas dua serangan pada akhir Juli - pada kereta di dekat Wuerzburg dan pada festival musik di Ansbach - di mana pencari suaka total melukai 20 orang.
Selain itu, pasukan keamanan harus menanggapi serangan di sebuah pusat perbelanjaan di kota Munich di mana sembilan orang tewas oleh warga Jerman-Iran berusia 18-tahun yang telah dalam perawatan psikiatris dan terobsesi dengan pembunuhan massal. (st/tlgrp)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!