Sabtu, 15 Jumadil Awwal 1446 H / 8 Oktober 2016 09:11 wib
9.139 views
PM Turki: Keterlibatan Milisi Syi'ah Irak dalam Pertempuran Mosul Akan Meningkatkan Masalah
ANKARA, TURKI (voa-islam.com) - Keterlibatan milisi Syi'ah dalam operasi untuk mendorong keluar Islamic State (IS) dari kota Mosul Irak tidak akan membawa perdamaian, Menteri luar negeri Turki mengatakan hari Jum'at (7/10/2016), menambahkan pasukan yang dilatih Turki itu harus terlibat.
Ketegangan meningkat antara Irak dan Turki ketika perkiraan serangan untuk Mosul meningkat. Titik utama pertentangan adalah kehadiran pasukan Turki di Irak, terutama di kamp Ba'shiqah di utara negara itu, pelatihan unit-unit milisi Sunni dan Kurdi Peshmerga untuk mengambil yang Turki inginkan untuk ambil bagian dalam pertempuran untuk Mosul.
Namun, pemerintah yang dipimpin Syi'ah di Baghdad ingin pasukan mereka yang berada di garis depan serangan di kota terbesar yang berada di bawah kontrol IS tersebut.
"Pasukan yang kami telah dilatih di kamp Ba'shiqah adalah orang-orang Mosul sendiri. Partisipasi pasukan ini penting untuk keberhasilan operasi ini," kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pasa sebuah konferensi pers.
"Melibatkan milisi Syiah dalam operasi itu tidak akan membawa perdamaian untuk Mosul. Sebaliknya, itu akan meningkatkan masalah," katanya, menambahkan Turki siap untuk mendukung serangan tersebut.
Perdana Menteri Turki Binali Yildirim menambahkan retorika keras Ankara mengenai isu tersebut, mengatakan pernyataan Baghdad atas kamp Ba'shiqah "berbahaya dan provokatif".
"Pasukan kami sedang melakukan pekerjaan yang sangat berguna di Irak. Kita tidak memiliki sikap bermusuhan terhadap mereka. tentara kita berjuang melawan militan Islamic State di sana," katanya Kepada wartawan.
Parlemen Turki pekan lalu memilih untuk memperpanjang pengerahan diperkiraan 2.000 tentara di seluruh Irak utara untuk memerangi "organisasi teroris".
Irak mengecam pemungutan suara itu, dan Perdana Menteri Haider al-Abadi mengancam Turki hal itu bisa memicu perang regional. pemerintahnya telah meminta pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB untuk membahas masalah tersebut.
Serangan untuk merebut kembali Mosul, yang sudah sejak tahun 2014 berada di tangan Islamic State, diperkirakan akan berlangsung dalam beberapa pekan mendatang. (st/mem)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!