Sabtu, 15 Jumadil Awwal 1446 H / 1 Oktober 2016 15:30 wib
6.124 views
Prancis Tahan Remaja 15 Tahun Dicurigai Akan Lakukan Serangan Terinspirasi Islamic State (IS)
PARIS, PRANCIS (voa-islam.com) - Seorang siswa SMA 15 tahun didakwa dan ditahan hari Jum'at (30/9/2016) karena dicurigai ingin melakukan serangan yang diarahkan oleh jihadis terkenal Prancis yang berbasis di Suriah, kata sumber peradilan.
Remaja tersebut didakwa atas asosiasi kriminal dengan kelompok jihad, kata sumber itu.
Remaja itu telah berkomunikasi menggunakan Telegram - aplikasi messaging terenkripsi populer di kalangan radikal Prancis - dengan Rachid Kassim, seorang jihadis Prancis yang berbasis di wilayah Suriah dan Irak yang dikuasai oleh Islamic State (IS).
Remaja itu, yang sebelumnya tidak diketahui intelijen, ditangkap untuk diinterogasi pada Rabu pagi dari rumah orang tuanya di Domont dan ditahan di tahanan polisi selama 48 jam sebelum muncul di hadapan pengadilan Jum'at pagi.
"Ada kecurigaan ia akan melakukan aksi," kata salah satu sumber yang dekat dengan penyelidikan, menambahkan bahwa remaja itu mengatakan saat dalam tahanan bahwa ia telah membatalkan rencana tersebut.
Dalam beberapa pekan terakhir, sekitar sepuluh remaja telah ditahan ketika otoritas berusaha keras untuk meredakan kekerasan jihadis lokal yang semakin menarik di kalangan remaja.
Kassim, seoran mantan pekerja sosial 29 tahun dari lembah Loire yang telah muncul dalam beberapa video propaganda IS, diyakini telah menjadi pengaruh utama pada banyak pemuda.
Remaja berusia 15 tahun yang didakwa hari Jum'at adalah "sangat aktif menggunkan pesan Telegram, di mana ia menyukai dua stasiun yang menyiarkan propaganda jihad", kata seorang sumber yang dekat dengan penyelidikan.
Dia juga berhubungan, menggunakan layanan pesan terenkripsi, dengan remaja lain - yang juga berhubungan dengan Kassim - ditangkap 14 September di Paris karena dicurigai ingin melakukan serangan kekerasan.
Jihadis telah menargetkan Prancis berulang kali dalam dua tahun terakhir.
Perdana Menteri Perancis Manuel Valls mengatakan ancaman teror itu pada tingkat "maksimum" dan mengklaim pihak berwenang menggagalkan serangan dan menghancurkan jaringan jihad "setiap hari".
Valls mengatakan bahwa sekitar 15.000 orang diketahui polisi di Prancis sebagai mereka yang telah radikal, naik dari perkiraan sebelumnya yang hanya berjumlah 10.000. (st/AFP)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!