Rabu, 27 Jumadil Akhir 1446 H / 6 Januari 2016 09:00 wib
6.496 views
Dunia Kecam Iran atas Serangan pada Misi Diplomatik Saudi di Teheran
JEDDAH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Kecaman terhadap Iran atas serangan oleh para penganut Syi'ah terhadap misi diplomatik Saudi di Teheran dan Mashhad terus berlanjut hari Selasa (5/1/2015).
Serangan itu, yang tampaknya seperti "dibiarkan" terjadi oleh Iran, menyebabkan Saudi dan beberapa negara lainnya memutuskan untuk mengakhiri hubungan diplomatik dan juga bisnis dengan Teheran.
Anggota Dewan Keamanan PBB, Turki, Pakistan, Malaysia dan Kuwait menambahkan suara mereka menggemakan kecaman atas serangan tersebut.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin malam, anggota Dewan Keamanan PBB mengutuk serangan dan mengatakan Iran berada di bawah kewajiban untuk melindungi semua misi diplomatik, menurut laporan yang dibawa oleh SPA.
Pernyataan ini juga mendesak semua pihak untuk masuk ke dalam pembicaraan untuk meredakan ketegangan yang tumbuh di kawasan itu, SPA melaporkan.
Turki menggambarkan serangan itu sebagai "tidak dapat diterima" dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh SPA. Dikatakan Teheran diwajibkan oleh Konvensi Wina sebagai negara tuan rumah untuk melindungi semua misi diplomatik asing yang ada di wilayahnya.
Pakistan mengecam pemerintah Iran dan mengatakan mereka harus bertanggung jawab atas serangan di misi Arab. Mereka harus memberikan perlindungan bagi semua diplomat, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan Qazi Khalilullah.
Malaysia juga mengutuk serangan itu dan menyerukan Teheran untuk mengambil semua langkah untuk melindungi misi asing di Iran. Menteri Luar Negeri Datuk Seri Anifah Aman, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Selasa, mengatakan ini adalah sesuai dengan Konvensi Wina 1961 tentang Hubungan Diplomatik.
Dia juga menyerukan untuk tindakan hukum yang harus diambil terhadap para pelaku serangan. "Malaysia mengecam keras tindakan massa yang menyerang kedutaan dan konsulat Arab Saudi di Teheran dan Mashhad," katanya.
Kuwait telah menarik duta besarnya untuk Iran, kantor berita negara KUNA melaporkan. Sebuah sumber resmi di Kementerian Luar Negeri Kuwait mengatakan bahwa kementerian memanggil duta besar pada Selasa pagi karena serangan tersebut.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Negara Kerjasama Teluk (GCC) diperkirakan untuk mengadakan pertemuan luar biasa di Riyadh untuk membahas peristiwa terbaru, dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Saudi Adel Al-Jubeir.
Menteri luar negeri Liga Arab akan bertemu pada hari Ahad di Kairo, dan diperkirakan akan mengutuk peristiwa di Iran.
Bahrain hari Selasa menghentikan penerbangan ke dan dari Iran, Menteri Transportasi negara itu mengumumkan. Hal ini akan mempengaruhi semua operator, kementerian menyatakan.
Maskapai nasional akan mengambil prosedur yang diperlukan untuk memastikan penumpang dengan pemesanan tidak terpengaruh, kata SPA.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry mengatakan negaranya memutuskan hubungan dengan Iran 27 tahun lalu karena situasi pada saat itu. "Kami menolak campur tangan Iran dalam urusan internal Kerajaan. Kami telah menekankan berkali-kali bahwa kita berdiri tegak dengan saudara-saudara kita di Kerajaan dan negara-negara Teluk lainnya, "katanya.
Pangeran Alwaleed bin Talal, ketua Kingdom Holding, mengatakan pada hari Selasa di Twitter bahwa ia menolak permintaan duta besar Iran untuk pertemuan. Dia memerintahkan pembatalan semua penerbangan Flynas ke Iran. Alwaleed sendiri memiliki saham 34 persen di maskapai penerbangan murah tersebut. (st/AN)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!