Rabu, 27 Jumadil Akhir 1446 H / 14 Oktober 2015 14:15 wib
12.624 views
Lagi, Seorang Jenderal Pasukan Elit Syi'ah Iran Tewas oleh Mujahidin di Suriah
BEIRUT, LIBANON (voa-islam.com) - Seorang Jenderal mantan kepala unit di pasukan elit Garda Revolusi Syi'ah Iran (IRGC) kembali tewas di Suriah, beberapa hari setelah salah satu perwira militer terkemuka di negara Syi'ah itu tewas di tangan mujahidin di negara yang dilanda perang tersebut.
"Jenderal Farshad Hasounizad, pembela Kuil Sayyeda Zeinab dan mantan komandan Brigade Saberin, tewas di Suriah," seorang reporter di Islamic Republic of Iran Broadcasting (IRIB) yang dikendalikan negara menulis dalam postingan di akun Instagramnya Selasa (13/10/2015) sore.
Brigade Saberin adalah unit pasukan khusus dari IRGC yang dibentuk pada tahun 1998 untuk bertugas sebagai kekuatan reaksi cepat untuk mencegah infiltrasi bersenjata ke Iran. Unit ini dilaporkan telah dikerahkan di Irak untuk melawan Daulah islam (IS).
Hassan Shemshadi juga memosting bahwa Hamid Mokhtarband telah tewas di Suriah, menjelaskan bahwa perwira itu adalah mantan kepala staf dari Brigade 1 di Ahvaz, mengacu pada Brigade 1 Divisi Lapis Baja 92 Iran, yang dianggap sebagai satuan lapis baja tingkat tinggi negara itu.
Postingan Instagram wartawan Iran itu diangkat oleh media-media Iran, termasuk Basij Press, yang mencatat ia adalah salah satu yang pertama yang mengumumkan berita kematian jenderal IRGC Hussein Hamdani pekan lalu.
Hamdani adalah salah satu jenderal terkemuka IRGC dan penasihat militer negara itu di Suriah.
Departemen hubungan masyarakat IRGC mengatakan Hamdani telah dibunuh oleh "anggota ISIS" di pinggiran utara Aleppo, sementara beberapa pernyataan di media Iran serta outlet rezim pro-Suriah yang tidak ingin malu jenderal mereka mati di tangan mush mengatakan ia telah tewas dalam kecelakaan mobil.
Hamdani- yang memimpin Korps Rassoulolla IRGC bertanggung jawab atas keamanan di Teheran-memainkan peran kunci dalam penindasan pemerintah Iran terhadap protes Gerakan Hijau yang mengguncang Iran antara tahun 2009 hingga 2010.
Dalam sebuah artikel tahun 2014, The Wall Street Journal mengatakan bahwa Hamdani adalah seorang "otoritas yang diakui dan ahli strategi di Iran untuk memerangi gerakan separatis dan perang gerilya perkotaan."
Banjir kematian para perwira tinggi militer Syi'ah Iran, serta para komandan Syi'ah Hizbullat baru-baru ini, terjadi setelah rezim Suriah pada 7 Oktober melancarkan operasi militer besar-besaran di provinsi Hama utara dalam upaya untuk mendorong mundur mujahidin di daerah itu sebagai bagian dari strategi yang lebih luas berfokus pada mengamankan garis depan di sepanjang pesisir jantung pemerintah.
Serangan itu telah didukung oleh serangan udara berat Rusia, sementara situs pro-Syi'ah Hizbullat Al-Akhbar melaporkan Selasa bahwa pasukan elit Garda Revolusi Syi'ah Iran (IRGC) akan segera mulai beroperasi untuk mendukung rezim. (st/mmedia)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!