Rabu, 16 Jumadil Awwal 1446 H / 23 September 2015 12:50 wib
7.913 views
Presiden Abdu Rabbu Mansour Hadi 'Pulang Kampung' Kembali Yaman
ADEN, YAMAN (voa-islam.com) - Presiden Abdu Rabbu Mansour Hadi hari Selasa (22/9/2015) terbang ke kota Aden Yaman setelah enam bulan berada di pengasingan di Arab Saudi, bersumpah untuk mempercepat perebutan kembali ibukota Sana'a yang dikuasai pemberontak Syi'ah Houtsi.
Hadi, yang diakui oleh masyarakat internasional, tiba di Aden menumpang sebuah pesawat militer Saudi yang mendarat di sebuah pangkalan udara yang berdampingan dengan bandara sipil di kota pelabuhan selatan tersebut.
Tak lama kemudian, ia berjanji untuk secepatnya kembali ke Sana'a. "Kembalinya ke ibukota Sana'a akan segera datang setelah pembebasan seluruh kota dan provinsi," dari tangan milisi, katanya dalam sebuah pernyataan singkat yang dikutip oleh kantor berita resmi Saba.
Aden adalah perlindungan terakhir bagi Hadi ketika ia meninggalkan ibukota yang dikuasai pemberontak Syi'ah kaki tangan Iran setelah mereka melakukan kudeta mengambil alih pemerintahan.
Perdana Menteri Khaled Bahah dan beberapa menteri pemerintah kembali ke Aden pekan lalu, setelah kota itu direbut kembali dari pemberontak Syi'ah Houtsi dan sekutunya dari pasukan yang setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh pada bulan Juli.
Koalisi yang dipimpin Saudi meluncurkan serangan udara terhadap pemberontak 26 Maret dan mulai beroperasi darat di bulan yang sama.
Kembalinya Hadi terjadi menjelang liburan Idul Adha, atau Hari Raya Kurban.
Pada bulan Juli, Hadi mengatakan, "Aden akan menjadi kunci untuk keselamatan Yaman," dalam sebuah pidato televisi untuk menandai akhir bulan puasa Ramadhan.
Sejak itu, pemberontak Syi'ah Houtsi telah kehilangan lima provinsi di selatan untuk loyalis Hadi, yang kini melancarkan serangan besar di provinsi kaya minyak Maarib timur dari ibukota.
Para pemberontak masih menguasai banyak wilayah di utara, yang merupakan basis mereka, dan tengah Yaman.
Loyalis Hadi memulai serangan terhadap pemberontak Syi'ah Houtsi di Maarib 13 September, bertujuan untuk merebut kembali ibukota.
Sehari kemudian, pemerintah Hadi mundur dari pembicaraan damai yang ditengahi PBB di Oman setelah mengatakan pada hari sebelumnya bahwa mereka akan ambil bagian.
Kantor Hadi mengatakan, pemerintah Yaman tidak akan menghadiri pembicaraan kecuali pemberontak Syi'ah Houtsi dan sekutunya pertama-tama menerima Resolusi Dewan Keamanan PBB 2216 yang menuntut penarikan mereka dari wilayah yang mereka telah rebut.
Loyalis Hadi juga telah terkunci dalam pertempuran sengit untuk menguasai kota ketiga Taiz, yang juga dipandang sebagai pintu gerbang penting menuju ke Sana'a. (st/tds)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!