Rabu, 27 Jumadil Akhir 1446 H / 27 Mei 2015 13:45 wib
11.602 views
AS Kembali Salahkan Pasukan Syi'ah Irak atas Jatuhnya Kota Ramadi ke Tangan Daulah Islam
AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Pentagon mengkritik pasukan militer Syi'ah Irak karena "memilih untuk kabur" dari kota utama Ramadi ketika Washington dan Baghdad terlibat perang kata dengan saling menyalahkan satu sama lain atas kekalahan pasukan Syi'ah Irak di kota Ramadi dari Daulah Islam.
Juru bicara Pentagon Kolonel Angkatan Darat Steve Warren mengatakan pada hari Selasa (26/5/2015) bahwa ada masalah "moral rendah di antara tentara dan ada masalah dengan struktur komando."
"Struktur Komando dan kontrol tampaknya tidak secara penuh untuk tugas itu," tambahnya.
Pekan lalu, Menteri Pertahanan AS Ashton Carter membuat pernyataan serupa, mengatakan bahwa pasukan Irak tidak memiliki kemauan untuk melawan Daulah Islam.
"Apa yang tampaknya terjadi adalah bahwa pasukan Irak menunjukkan tidak ada keinginan untuk melawan," kata Carter.
"Mereka tidak kalah jumlah. Bahkan, mereka jumlah mereka jauh melebihi pasukan lawan, namun mereka gagal untuk melawan, mereka menarik diri dari situs tersebut, dan itu kepada kepada saya, dan saya pikir sebagian besar dari kita, bahwa kita memiliki masalah dengan kemauan dari Irak untuk melawan ISIL dan membela diri, "Carter berpendapat, menyebut nama lain dari Daulah Islam sebelumnya.
Ramadi, yang terletak di sekitar 110 kilometer sebelah barat ibukota Baghdad, jatuh ke tangan IS. Militer Syi'ah Irak telah meluncurkan beberapa kontra-serangan dalam upaya untuk mengambil kembali kota strategis itu.
Pada hari Selasa, Gedung Putih juga menegaskan pernyataan kepala Pentagon.
Sekretaris Pers Gedung Putih Josh Earnest menyebut masalah itu "sebuah masalah yang telah kita lihat di masa lalu."
Dalam perkiraan oleh Pentagon, ketika pasukan Irak kabur meninggalkan Ramadi, mereka meninggalkan "hadiah gratis" bagi IS berupa setengah lusin tank, jumlah yang sama dari artileri, jumlah yang lebih besar dari kendaraan lapis baja pengangkut personel dan sekitar 100 kendaraan beroda seperti Humvee.
AS dan sekutunya telah melakukan serangan udara terhadap IS di Irak dan Suriah sejak tahun lalu. Namun, IS masih tetap mengendalikan sebagian besar kedua negara itu dan bahkan memperluas wilayah kekuasaannya.
Dalam sebuah wawancara dengan Press TV, mantan penasihat keamanan nasional Irak Mowaffak al-Rubaie mengkritik serangan udara pimpinan AS terhadap IS tidak efektif.
Rubaie mengatakan bahwa sebagian besar pesawat tempur AS kembali ke pangkalan mereka tanpa melibatkan sasaran IS seraya mendesak Washington untuk segera memberikan senjata dan peralatan militer yang Baghdad telah bayar. (st/ptv)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!