Antisipasi Pemberontak Syi'ah Houtsi, Saudi Pindahkan Peralatan Militer Berat ke Perbatasan Yaman

RIYADH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Arab Saudi telah memindahkan peralatan militer berat mereka ke daerah dekat perbatasan dengan Yaman, para pejabat AS mengatakan.

Para pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan pada hari Rabu (25/3/2015) bahwa Arab Saudi telah menyebarkan peralatan militer, termasuk artileri, ke daerah yang bermasalah.

Laporan media terbaru mengatakan Washington telah mengakuisisi intelijen tentang penumpukan Saudi. Salah satu sumber pemerintah AS telah menjelaskan ukuran penumpukan militer Saudi di perbatasan Yaman sebagai "signifikan."

Perkembangan itu datang ketika Menteri Pertahanan Saudi Pangeran Mohammed bin Salman Al Saud dilaporkan telah memerintahkan untuk mendirikan sebuah pangkalan militer segera di sepanjang perbatasan.

Langkah itu diambil ketika pemberontak Syi'ah Houtsi Yaman melakukan unjuk kekuatan dan mencoba menakut-nakuti negara tetangganya.

Pada tanggal 12 Maret, pemberontak Syi'ah Houtsi menggelar latihan militer di kota Kitaf di provinsi Sa'ada, sepanjang perbatasan dengan Arab Saudi.

Menurut laporan, ribuan anggota pemberontak Syi'ah Houthi berpartisipasi dalam latihan, di mana artileri, roket, dan senjata lainnya yang digunakan.

Seorang pejabat media Houthi mengklaim langkah itu tidak dimaksudkan untuk "menimbulkan ancaman bagi siapa pun."

Tidak jelas apakah peningkatan aktivitas di perbatasan dengan Yaman tersebut menyusul kekhawatiran bahwa pemberontak Syi'ah Houtsi akan melakukan inviltrasi ke Saudi.

Meski demikian sumber itu mengatakan Saudi bisa mempersiapkan serangan udara untuk membela mantan presiden Abd Rabbuh Mansur Al-Hadi jika pemberontak Syi'ah Houtsi menyerang tempat perlindungan Hadi di pelabuhan selatan Aden.

Sementara itu, Hadi telah meminta Dewan Keamanan PBB (DK PBB) untuk mengotorisasi intervensi militer di negara itu yang kini dicaplok oleh Houtsi untuk membantunya dalam memerangi kelompok pemberontak dukungan republik Syi'ah Iran. Dia juga telah meminta bantuan militer dari negara Dewan Kerjasama Teluk (Persia) ([P]GCC) dan Liga Arab.

pada tanggal 21 Februari, Hadi melarikan diri ke Aden dan menarik pengunduran dirinya memicu kekacauan politik di negara Arab. Dia sekarang berusaha untuk merebut kembali kekuasaan dengan bantuan Barat dan tetangga Arab Saudi.

Pemberontak Syi'ah Houtsi, yang sejak 21 September lalu merebut ibokota Sana'a, saat ini semakin memperkuat cengkraman mereka di negara berpenduduk mayoritas Sunni tersebut.

pada tanggal 22 Maret, pemberontak Houtsi merebut kota barat daya Ta'iz, sebuah kota strategis antara ibukota, Sana'a, dan Aden.

Para pejuang Houthi dan sekutu mereka disita fasilitas bandara dan beberapa instansi negara di kota itu dan sedang berusaha untuk maju ke Aden yang hanya berjarak 180 kilometer dari Taiz. (st/ptv)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

World News lainnya:

• Diskriminasi dan Marjinalisasi Alasan Muslim Inggris Pergi Berjihad ke Irak dan Suriah
• Kisah Tragis Seorang Bocah Rohingya yang Tewas Akibat Aniaya Mafia Perdagangan Manusia
• Pemerintah Salibis Uganda Tutup 5 Madrasah Islam yang Ajarkan Al-Qur'an & Ilmu Islam
• Pengadilan Israel Vonis 15 Tahun Penjara Anggota Al-Qassam yang Tertangkap Saat Perang Gaza
• SOHR: Daulah Islam (IS) Rekrut 400 Anak-anak dalam 3 Bulan Terakhir
• Erdogan Perintahkan Pasukan Turki Perangi Milisi Kurdi
• Pemberontak Syi'ah Houtsi Tembak Mati 5 Demontran di Kota Taiz
• AS Sediakan 'Mata di Langit' Bagi Pemerintah Syi'ah Irak Dalam Operasi Perebutan Tikrit dari ISIS