Senin, 27 Jumadil Akhir 1446 H / 23 Februari 2015 13:07 wib
9.659 views
Rezim Syi'ah Bashar al-Assad Menderita Kerugian Besar di Aleppo
ALEPPO (voa-islam.com) – Perang terus berlangsung antara para pejuang Islam melawan pasukan rezim Bashar al-Assad memperebutkan wilayah-wilayah yang strategis. Di mana dikabarkan pasukan rezim Suriah menderita kerugian berat dalam upaya kampanye mereka mengepung Aleppo.
Mediator PBB untuk konflik Suriah menyatakan bahwa rezim Assad siap untuk mengadakan gencatan senjata di kota-kota yang terletak utara provinsi tersebut.
“Sedikitnya tujuh milisi Syiah pro-rezim, termasuk sejumlah pasukan tentara Suriah, anggota Pasukan Garda Nasional dan milisi Iran dan Afghanistan, telah tewas di Aleppo dan wilayah pedesaannya (sejak Selasa),” kata Pemantau Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) dalam laporannya Rabu (18/02).
Kelompok pemantau yang berpusat di London tersebut menyatakan bahwa pertempuran mematikan terus berkecamuk di wilayah pinggiran barat laut dan kota-kota di utara Aleppo. Para pejuang terus berusaha membalas serangan rezim yang bermaksud mengepung provinsi itu.
Media Alaraby Aljadeed pada Rabu (18/02) melaporkan, kampanye rezim tersebut merupakan bagian dari strategi baru berupa serangan hebat yang mengejutkan. Serangan itu menargetkan semua wilayah kelompok oposisi di Aleppo, namun pihak pejuang berhasil menahan dan menggagalkan rencana tersebut.
Media pendukung Bashar Assad Al-Watan pada Ahad (15/02) telah sesumbar sebelum digelarnya operasi oleh pasukan rezim. Dalam laporannya, kantor berita tersebut menyatakan bahwa rezim siap untuk melancarkan “Operasi Saat yang Menentukan” untuk mengepung pejuang di Timur Aleppo.
Pihak pejuang terus bertahan
Sementara itu, situasi pertempuran di utara Aleppo terus memanas. Di saat yang bersamaan pasukan rezim melakukan operasi untuk memotong jalur pasokan logistik bagi kelompok ke wilayah utara kota itu.
“Rezim Suriah dan sekutunya melancarkan “Operasi Saat yang Menentukan” pada Selasa (pagi), untuk memukul mundur pejuang yang menguasai di kota Nubl dan Zahraa dan untuk memutuskan jalur pasokan logistik para pejuang,” kata Alaraby Aljadeed dalam laporannya Rabu (18/02).
Nubl dan Zahraa, dua kota Syiah di timur laut Aleppo, telah dikuasai oleh para pejuang Suriah sejak musim panas 2012. Para pejuang pada akhir 2014 meningkatkan serangan mereka terhadap kota-kota tersebut, untuk memuluskan jalan untuk menguasai Aleppo.
Pada Selasa (17/02), pasukan rezim yang didukung oleh milisi Syiah, dilaporkan telah merebut kota Bashkuwi dan menyerbu Ratyan. Kedua tempat tersebut terletak sekitar 10 kilometer di utara Aleppo dan 6 kilometer barat daya Nubl dan Zahraa.
Alaraby Aljadeed melaporkan, pasukan rezim dan milisi Syiah dengan memanfaatkan kabut tebal pada Selasa pagi bergerak dari Sifat yang dikuasai rezim ke Bashkuwi. Selanjutnya mereka maju ke wilayah Ratyan di utara.
Seorang warga di wilayah tersebut mengatakan kepada Pemantau Suriah untuk Hak Asasi Manusia, bahwa sejumlah warga sipil terluka dalam pertempuran hari Selasa tersebut. Mereka terluka saat pasukan rezim melancarkan serangan untuk mendekati Ratyan.
“Warga terpaksa melarikan diri di tengah tembak-menembak hebat terjadi antara pejuang dan pasukan rezim. Sejumlah orang yang terluka telah dipindahkan ke rumah sakit lapangan di wilayah tersebut,” kata kelompok pemantau itu.
Setelah pasukan dan milisi rezim Syiah meraih kemajuan pada Selasa, pejuang Jabhah Nusrah memukul mundur mereka dari Ratyan pada hari Rabu. Upaya tersebut dilakukan dalam operasi gabungan bersama kelompok pejuang Suriah lainnya.
“Enam puluh satu tentara rezim mampu melarikan diri ke Nubl dan Zahraa dari Ratyan,dan meninggalkan puluhan mayat pasukan pro-rezim,” ungkap SOHR. Alaraby Aljadeed melaporkan bahwa para pejuang mampu menebus bobolnya garis pertahanan mereka di utara Aleppo, ketika mereka menarik bala bantuan dalam jumlah besar dari berbagai daerah yang berada di bawah kendali mereka.
Dukungan bantuan tersebut berasal dari wilayah pedesaan Aleppo dan dari pusat kota itu sendiri. Laporan itu menambahkan bahwa dengan dukungan bantuan tersebut berhasil mencegah jatuhnya Ratyan serta kota Hardatayn sampai ke utara.
“Hal ini telah mendorong rezim untuk melancarkan serangan udara untuk mendukung pasukan darat mereka. Rezim membombardir kota Hayyan, Bayanoun dan Mayer yang berbatasan langsung dengan wilayah timur Nubl dan Zahraa, dan menyerang posisi pejuang Suriah yang menjadi basis dalam melancarkan operasi melawan pasukan rezim di Ratyan dan Hardatayn.
Upaya gencatan senjata PBB
Ketika pertempuran hebat terjadi di Aleppo, di saat yang bersamaan utusan PBB untuk konflik Suriah Staffan de Mistura tengah berupaya untuk menciptakan gencatan senjata wilayah itu. Perwakilan PBB tersebut pada Selasa (17/02) mengatakan kepada wartawan bahwa rezim Assad siap untuk gencatan senjata di Aleppo, namun tidak menentukan tanggal dimulainya gencatan itu.
“Pemerintah Suriah telah mengindiklasikan kepada saya kesediaannya untuk menghentikan semua pemboman udara, dan serangan artileri selama enam pekan di seluruh kota di Aleppo sejak tanggal yang kita akan umumkan dari Damaskus,” kata de Mistura.
Namun tokoh-tokoh oposisi Suriah telah menyatakan keraguannya atas kesediaan rezim Suriah untuk gencatan senjata, dan niat de Mistura itu. Dewan Komando Revolusi, yang merupakan aliansi 72 kelompok pejuang oposisi termasuk Front Revolusi Suriah yang beroperasi di Aleppo, pada Senin mengatakan bahwa utusan PBB itu telah berada di “posisi yang tidak jujur terhadap revolusi rakyat Suriah.”
Ahrar Syam merilis sebuah video terbaru pada tanggal 16 Februari 2015 dengan tema “ Berita Kemenangan” . Dalam video tersebut merangkum aktifitas mujahidin Ahrar Asyam dalam menyerang 40 titik militer yang sangat dijaga ketat hayanya dalam waktu 48 jam berhasil dikuasai oleh mujahidin. Ini merupakan karunia Allah yang telah menurunkan rasa takut pada musuh. (abimantrono/kbltnt/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!