Rabu, 27 Jumadil Akhir 1446 H / 7 Januari 2015 08:15 wib
9.870 views
5000 Pemberontak Syi'ah Houtsi Tewas Akibat Bentrokan Senjata di Yaman Tahun 2014
YAMAN (voa-islam.com) - Sekitar 5000 pemberontak Syi'ah Houtsi tewas selama setahun terakhir akibat bentrokan senjata di Yaman, sebuah penelitian yang dilakukan oleh sebuah LSM Yaman menunjukkan.
LSM tersebut, menamakan diri Pusat Studi dan Penelitian Abaad, melaporkan bahwa jumlah total dari mereka yang tewas akibat bentrokan senjata di Yaman selama setahun terakhir mencapai lebih dari 7.700 orang.
Angka tersebut menunjukkan kenaikan tiga kali lipat dari jumlah korban tewas pada tahun 2011, ketika pemberontakan rakyat melawan diktator yang lama berkuasa di negara itu, Ali Abdullah Saleh, kata studi yang diterbitkan Sabtu (3/1/2014) malam.
Dari angka tersebut dilaporkan bahwa lebih dari 1.200 warga sipil Yaman dan 1.000 pasukan militer juga tewas.
Penelitian ini juga menempatkan jumlah mujahidin yang berafiliasi dengan Al-Qaidah yang gugur pada angka sekitar 500 orang.
Situasi di Yaman semakin kacau dalam beberapa bulan terakhir setelah pemberontak Syi'ah Houtsi, atas "izin" AS dan penghianatan pemerintah pimpinan presiden Abdul Hadi Abdurab Mansour, berhasil merebut ibukota Sana'a pada bulan September 2014.
AS dan pemerintah pimpinan presiden Abdul Hadi Abdurab Mansour lebih memilih Syi'ah Houtsi yang menguasai negeri itu dibandingkan bila Yaman harus jatuh ke tangah cabang Al-Qaidah paling ditakuti Amerika, Al-Qaidah di Semenanjung Arab (AQAP), meski pada akhirnya mereka tidak bisa mengendalikan kelompok pemberontak yang merupakan tangan republik Syi'ah Iran di Yaman.
Minoritas Syi'ah berusaha kuasai Yaman
Pemberontak Syi'ah Houtsi telah menghadapi perlawanan sengit dari pejuang Al-Qaidah dan suku Sunni ketika mereka berusaha untuk memperluas daerah yang mereka kontrol setelah merebut ibukota Sana'a dan kota pelabuhan Laut Merah Hudayda pada akhir September lalu.
Beberapa hari setelah pemberontak Syi'ah Houthi menyapu Sana'a pada 21 September, AQAP menyebarkan pernyataan menggambarkan Syi'ah Houthi sebagai sekte sesat yang mengancam kepentingan Sunni di Yaman, dan meminta semua Muslim Sunni untuk mengangkat senjata melawan pemberontak. AQAP telah berperan sebagai pelindung Sunni Yaman dan telah melancarkan kampanye tanpa henti melawan pemberontak Syi'ah Houtsi dibantu oleh suku Sunni sekutunya.
Setelah menguasia ibukota, pemberontak Syi'ah Houtsi berusaha mendorong maju ke selatan setelahnya, namun hanya mendapatkan sedikit atau tidak sama sekali perlawanan dari pasukan keamanan Yaman yang memang bekerja sama dengan Houtsi.
Tapi ketika gerak maju mereka telah keluar dari dataran tinggi di utara yang mayoritas Syi'ah ke daerah yang didominasi Sunni, mereka telah menemui perlawanan yang semakin sengit dari suku Sunni lokal serta Al-Qaidah.
Perlawanan sengit ini tentunya menyebabkan korban jiwa dari kalangan pemberontak Syi'ah Houtsi.
Dalam sebuah rilisan yang dikeluarkan pada Desember lalu, AQAP mengatakan bahwa mereka telah melancarakan 149 serangan sejak perebutan ibukota Yaman Sana'a oleh pemberontak Syi'ah Houtsi pada akhir September. Kebanyakan dari serangan tersebut menimpa pemberontak Syi'ah Houtsi disamping AQAP tetap menargetkan musuh tradisional mereka, pemerintah dan militer Yaman. Selain keduanya rilisan itu juga menunjukkan serangan mereka yang menargetkan kepentingan asing, AS dan Iran.
Syi'ah Houtsi yang mendominasi wilayah utara, berjumlah 20 persen dari kurang lebih 24 juta jiwa penduduk Yaman yang mayoritas Sunni. (an/ptv)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!