Selasa, 27 Jumadil Akhir 1446 H / 23 Desember 2014 13:46 wib
8.530 views
Mujahidin Islamic State Diduga Bunuh Pemimpin Milisi Syi'ah Irak Wathiq Al-Battat
BAGHDAD, IRAK (voa-islam.com) - Seorang pemimpin milisi bersenjata Syi'ah yang memerangi mujahidin dan juga kerap meneror Muslim Sunni Irak, tewas dibunuh orang-orang bersenjata pada hari Ahad (21/12/2014) di provinsi Diyala Irak.
Wathiq al Battat, pemimpin milisi Syi'ah Tentara Mukhtar dan sekretaris jenderal Hizbullah di Irak, tewas kemarin di provinsi Irak timur Diyala. Battat telah membentuk Tentara Mukhtar pada awal 2013 dan telah mendapat dukungan dari Tentara Qods Iran.
Tentara Mukhtar mengatakan bahwa Battat itu "dibunuh hari ini [21 Desember] secara tidak sengaja di Diyala utara selama pertempuran bersama anak-anaknya melawan terorisme," menurut pernyataan singkat yang dirilis oleh kelompok itu. Peristiwa seputar "kecelakaan" tidak segera dibuat jelas. Sebuah sumber di Kementerian Dalam Negeri Irak mengatakan al Quds al Arabi bahwa Battat dibunuh oleh "orang-orang bersenjata tak dikenal."
Para pendukung Islamic State (IS) di jejaring sosial Twitter menyatakan bahwa IS bertanggung jawab atas pembunuhan Al-Battat.
Milisi Syi'ah, termasuk Tentara Mukhtar, telah memainkan peran penting dalam memerangi Islamic State di provinsi timur Diyala, yang berbatasan dengan Iran. Tentara Quds, cabang operasi eksternal pasukan elit Garda Revolusi, telah memainkan peran penting dalam mendukung baik senjata maupun dana ke berbagai milisi Syi'ah yang memerangi Islamic State di Diyala dan di tempat lain di Irak. Milisi Syi'ah yang didukung Iran antara lain Brigade Hezbollah, Brigade Badr, Asaib al Haq, dan Brigade Perdamaian (sebelumnya bernama Tentara Mahdi) semuanya telah terlihat di medan perang untuk melawan IS.
Battat adalah sekretaris jenderal partai politik Hezbollah di Irak (bukan Brigade Hezbollah, milisi Syi'ah berbahaya Irak yang didukung oleh Iran) ketika ia membentuk Tentara Mukhtar pada awal Februari 2013. Tentara Mukhtar diciptakan sebagai tangan pemerintah Syi'ah Irak untuk memerangi Muslim Sunni yang melakukan protes politik terhadap pemerintah Irak sejak awal 2013. Tak lama setelah itu dimobilisasi, milisi itu menyebarkan pamflet di Baghdad yang mengancam akan membunuhi para warga Sunni.
Pada November 2013, Tentara Mukhtar menembakkan mortir ke utara Arab Saudi. Dalam sebuah wawancara dengan Reuters, Battat mengatakan tujuan penembakkan mortir itu adalah untuk "mengirim pesan peringatan kepada Saudi untuk memberitahu mereka bahwa kantor perbatasan dan patroli mereka berada dalam jangkauan tembakan kami." Battat melanjutkan dengan mengatakan bahwa mortir itu juga agar "Riyadh berhenti ikut campur di Irak."
Sesaat setelah membuat Tentara Mukhtar, Battat mengeluarkan pernyataan sebelumnya, peringatan tentang serangan mujahidin yang akan datang di Irak.
"Pemerintah bodoh karena tidak mengindahkan peringatan kami bahwa Al-Qaidah akan menyerang," kata Battat, menurut Al Arabiya. Islamic State yang sebelumnya disebut Islamic State of Iraq (Negara Islam Irak), adalah cabang resmi Al Qaidah di negara itu sebelum sengketa kepemimpinan muncul dengan Komando Pusat Al-Qaidah.
Battat mengatakan kepada The Associated Press bahwa Tentara Mukhtar didukung oleh pemerintah Iran.
Dia "menggambarkan dirinya sebagai pengikut pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Ia mengatakan kelompoknya menerima senjata dan dukungan lainnya dari Iran, namun menolak untuk memberikan rincian. Dia sebelumnya mengatakan ia dinasehati oleh Tentara Quds," AP melaporkan.
Pemerintah Irak mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Battat pada Februari 2013, dan ia dilaporkan telah ditahan di awal Januari 2014. Dia dibebaskan secara diam-diam oleh pemerintah Syi'ah Irak untuk membantu mereka dalam memerangi Islamic State, yang meluncurkan ofensif untuk mengambil kendali dari Anbar bulan yang sama. (st/tlwj)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!