Sabtu, 23 Jumadil Awwal 1446 H / 20 Desember 2014 15:00 wib
9.381 views
Analis: Pembunuhan Para Pemimpin ISIS Tidak Akan Lumpuhkan Kelompok Tersebut
AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Meski Pentagon memuji pembunuhan beberapa pemimpin puncak dari kelompok Islamic State (IS) dan menganggapnya itu sebagai sebuah keberhasilan yang bisa menggangu kemampuan operasional mereka, tetapi para ahli mengatakan ini jauh dari cukup untuk melumpuhkan IS yang telah terbukti menjadi sebuah organisasi tangguh.
Para pejabat AS mengatakan serangan udara telah menewaskan beberapa mujahid senior dan tingkat menengah termasuk Abu Muslim al-Turkmani, tangan kanan dari pemimpin IS Syaikh Abu Bakr al-Baghdadi, mengklaim memberikan pukulan serius bagi operasi IS.
Namun para analis memperingatkan bahwa gangguan jenis ini sering singkat dan bahwa koalisi pimpinan AS perlu melihat lebih jauh kampanye militer mereka untuk melemahkan kelompok yang telah menjadi organisasi jihad yang paling ditakuti di dunia sejak menyatakan sebuah "khilafah" yang mengangkangi Suriah dan Irak enam bulan yang lalu.
"Menghilangkan pemimpin kunci merupakan sarana untuk mengganggu plot dan menurunkan kemampuan. Tapi mereka tidak mengalahkan atau menghancurkan organisasi teroris (baca;jihad)," kata Bruce Riedel, mantan agen CIA dan penasihat Presiden AS Barack Obama yang kini menjadi pakar terorisme terkemuka.
"Al-Qaidah di Irak kehilangan kepemimpinan puncak mereka dua kali tetapi masih berkembang pesat secara memadai untuk melahirkan Islamic State."
Juru bicara Pentagon Laksamana John Kirby mengklaim serangan terhadap para pemimpin IS yang mengganggu "kemampuan mujahidin untuk memerintah dan mengendalikan operasi saat ini melawan" pasukan federal Syi'ah Irak dan Kurdi.
Namun demikian dampak nyata bagi IS sulit untuk dihitung, terutama karena struktur komando mujahidin Islamic State sebagian besar merupakan sebuah misteri bagi badan intelijen, dengan para anggota master-nya menyamar melalui banyak identitas palsu, julukan dan noms de guerre.
Dan pandangan Barat terhadap struktur komando seperti piramida dengan pemimpin tertinggi, para wakilnya dan garis aliran dari para bawahan tidak memperhitungkan sebuah kenyataan di mana ikatan suku, regional, budaya dan sejarah sering diutamakan.
Bahkan jika pemimpin IS Syaikh Al-Baghdadi gugur, ini tidak akan melihat ideologi yang mendorong penciptaan apa yang disebut khilafah runtuh dalam semalam.
"Jika Baghdadi keluar dari gambar sebelum khalifah nya mapan, kelompok Islamic State akan secara serius tertantang, tetapi dengan banyak letnan yang bertugas, itu tidak akan selesai tanpa perlawanan lebih lanjut," kata Michael Ryan dari Jamestown Foundation yang berbasis di Washington. (st/ahram)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!