Perangi Mujahidin Taliban dan Al-Qaidah, Pasukan Khusus Inggris Tetap di Afghanistan

LONDON, INGGRIS (voa-islam.com) - Sekitar 100 pasukan khusus dan ahli intelijen militer Inggris akan tetap di Afghanistan tahun depan setelah pasukan tempur mereka ditarik dari negara itu, untuk membantu pasukan khusus AS dalam pertempuran mereka melawan para pemimpin mujahidin, sumber-sumber pertahanan mengatakan. 

Pasukan khusus Inggris (SAS) akan bekerja bersama sekitar 1.200 pasukan khusus Amerika Serikat, Delta Force dan Navy SEAL dalam satuan tugas kontra-teroris (baca:mujahidin) yang terus memburu para pemimpin senior Taliban dan Al-Qaidah. 

Pasukan elit itu juga akan siap untuk menyelamatkan para anggota misi pelatihan non-tempur Inggris untuk Afghanistan, yang mungkin disandera atau terancam. 

Keputusan itu dibuat oleh David Cameron yang awalnya ingin menarik semua pasukan khusus Inggris dari Afghanistan ketika misi tempur Inggris berakhir bulan depan.

Sumber Whitehall mengatakan Perdana Menteri telah menentang mempekerjakan pasukan khusus karena risiko mereka bisa menderita korban dalam jangka waktu sampai dengan pemilihan umum tahun depan.

Kematian lima orang awal tahun ini ketika sebuah helikopter Lynx Army Air Corps yang mendukung pasukan khusus jatuh di Afghanistan selatan telah meyakinkan Cameron pasukan Inggris harus mundur dari tugas garis depan yang berbahaya. Dia mengatakan kepada jenderal yang melobi untuk misi pasukan khusus bahwa Inggris akan berkonsentrasi tahun depan hanya pada pelatihan tentara Afghanistan di akademi pelatihan Kabul yang dikenal sebagai "Sandhurst in the Sand". 

Serangan kontra terorisme terhadap para pemimpin senior Taliban dan mujahidin yang diduga anggota Al-Qaidah selalu menjadi bagian sentral dari perang Amerika sepanjang 13tahun di Afghanistan. 

Pasukan khusus Inggris juga telah bermarkas di negara itu selama bertahun-tahun dan melakukan kampanye razia agresif terhadap pejuang Taliban di Helmand dan di tempat lain.

Sumber-sumber pertahanan senior mengatakan Cameron berubah pikiran setelah kunjungan ke Kabul bulan lalu untuk bertemu Presiden baru Afghanistan Ashraf Ghani. 

Serangan di musim panas oleh seorang tentara Afghanistan, ternyata anggota Taliban yang menyusup, yang membunuh seorang jenderal senior AS di sebuah kamp militer di Kabul juga mendorong berpikir ulang tentang kekuatan perlindungan bagi kontingen Inggris di Kabul. SAS sekarang akan berada di sisi untuk melindungi pejabat Inggris dan pasukan yang tersisa di negara itu. 

Sumber tersebut mengatakan kebangkitan tiba-tiba mujahidin Islamic State di Irak ketika para pemimpin Barat berpikir kepemimpinan mereka telah lumpuh oleh kampanye pasukan khusus pada tahun 2007 adalah peringatan bahwa pasukan internasional tidak bisa berhenti menargetkan pemimpin mujahidin. 

"Irak telah menunjukkan bahwa jika Anda tidak pergi, sesuatu di balik itu dapat membongkar ancaman ini, mereka akan tumbuh dari apa yang bisa menjadi masalah lokal menjadi sesuatu yang bisa sedikit lebih jahat.

Gugus tugas Amerika dan Inggris diperkirakan akan bermarkas pada pangkalan udara raksasa AS Bagram di utara Kabul, siaga untuk menanggapi insiden di seluruh Afghanistan. Tiga helikopter transportasi Chinook RAF akan tinggal untuk mengangkut pasukan SAS pada misi mereka. 

Misi tempur berdarah Inggris di Helmand berakhir bulan lalu dengan penutupan Camp Bastion, tapi total lebih dari 500 tentara akan tetap di Afghanistan tahun depan. 

Sekitar 250 tentara dari Batalion ke-2 The Rifles yang tersisa di Kabul untuk memberikan perlindungan dekat untuk sekitar 200 pelatih dan penasehat yang bekerja sebagai perwira akademi di departemen keamanan pemerintah Afghanistan.

Secara total sekitar 12.000 tentara NATO tinggal di Afghanistan hingga akhir 2016, dengan 9.800 berasal dari Amerika Serikat. Pasukan Inggris akan berjumlah lebih dari seperempat dari kontingen yang diberikan oleh anggota sekutu Eropa sementara Jerman telah berjanji untuk mengirim lebih dari 600 tentara untuk misi tersebut. (an/tlgrp)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

World News lainnya:

• Pemilik Hastag & Penyebar Berita Bohong Kematian Khalifah Al-Baghdadi Tewas dalam Kecelakaan
• 14 Tewas Dalam Bentrokan Antara Tentara Filipina dan Mujahidin Abu Sayyaf di Jolo
• Israel Hancurkan RumahTersangka Penikam Warga Yahudi
• Senator AS : Kami Tidak Didukung Dasar Hukum dalam Memerangi Daulah Islamiyyah (ISIS)
• 200 Periwra dari 30 Negara Adakan Pertemuan Selama 30 Hari Bahas Strategi Operasi Hadapi ISIS
• Zionis Israel Tolak Bekerjasama dengan PBB untuk Penyelidikan Perang Gaza
• Aktivis Kiri Turki Hajar 3 Prajurit Angkatan Laut AS di Istanbul
• Pengadilan Cina Jatuhi Hukuman Penjara kepada Para Imam & Dai Kaum Muslimin Uyghur