Kamis, 27 Jumadil Akhir 1446 H / 30 Oktober 2014 15:27 wib
7.478 views
1 Tentara Prancis Tewas 2 Terluka dalam Benterokan dengan Mujahidin di Mali
PARIS, PRANCIS (voa-islam.com) - Prancis mengatakan pada hari Rabu (29/10/2014) bahwa seorang tentara Prancis tewas dalam benterokan sengit antara pasukan mereka dengan mujahidin di Mali utara pada pagi hari.
Kantor Presiden Hollande dan Kementerian Pertahanan Jean-Yves Le Drian keduanya pada Rabu mengkonfirmasi kematian Thomas Dupuy, seorang sersan dari unit komando pararut di angkatan udara..
Kematiannya meningkatkan jumlah pasukan Prancis yang tewas sejak negara itu mengintervensi militer Mali pada Januari 2013 menjadi 10 orang. Prancis mengintervensi Mali untuk mendorong mujahidin keluar dari wilayah bekas koloni mereka di bagian utara yang telah direbut para pejuang Islam.
Kantor Le Drian mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan Prancis telah bertempur dengan sekelompok mujahidin berjumlah 30 orang di lembah Tigharghar, bagian dari wilayah pegunungan Adrad des Ifoghas.
"Secara khusus pertempuran sengit terjadi. Tentara kami terluka parah dan dua dari rekan-rekannya terluka." Operasi akan berlanjut dalam beberapa jam mendatang, kata pernyataan itu.
Sebuah sumber kementerian pertahanan mengatakan pasukan Prancis telah melancarkan operasi di akhir pekan melawan puluhan mujahidin yang telah kembali ke wilayah tersebut setelah mundur tahun lalu.
Berpidato dalam sidang parlemen pada hari sebelumnya, Le Drian mengatakan para mujahidin, kemungkinan terkait dengan sayap Al-Qaidah di Afrika Utara (AQIM), telah berkembang di wilayah gurun yang sebagian besar tanpa hukum dan jarang penduduknya.
Intervensi Prancis di Mali dirancang untuk merebut kembali kendali atas kota-kota di utara yang telah dikuasai oleh pemberontak Tuareg dan mujahidin yang terkait dengan Al-Qaidah pada tahun 2012 setelah kudeta di ibukota Bamako. Intervensi itu telah berkembang menjadi sebuah misi kontra-terorisme dengan kekuatan 3.000 pasukan yang membentang dari Mauritania ke Libya selatan.
Le Drian hari Senin mengkritik lambatnya penyebaran penjaga perdamaian PBB di wilayah utara Mali yang tidak stabil dan mengatakan dia akan mengirim lebih banyak pasukan ke wilayah itu sementara PBB membangun kehadirannya di sana. (st/Reuters)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!