Jum'at, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 23 Mei 2014 20:00 wib
7.920 views
Ikhwanul Muslimin Libya Kecam Jenderal 'Kudeta ' Khalifa Haftar
TRIPOLI, LIBYA (voa-islam.com) - Kelompok Ikhwanul Muslimin telah mengutuk keras pernyataan yang dibuat oleh seorang jenderal pemberontak yang saat ini berupaya untuk menghancurkan mujahidin di Libya, Khalifa Haftar, yang berjanji untuk "membersihkan" Libya dari anggota Ikhwanul Muslimin seraya menggambarkan kelompok itu sebagai "penyakit ganas yang berusaha untuk menyebar ke seluruh tulang dari dunia Arab."
Sekretaris Jenderal Ikhwanul Muslimin Libya, Bashir Al-Kabti, menolak tuduhan Haftar, menggambarkan serangan pasukannya di Benghazi sebagai bagian dari "kudeta militer " dan menekankan bahwa Ikhwanul Muslimin di Libya selalu bekerja dalam kerangka hukum.
Menanggapi ancaman Haftar untuk "membersihkan" Libya dari Ikhwanul Muslimin, Al-Kabti mengatakan kepada Asharq Al-Awsar: "Saya mengatakan sebelumnya bahwa tidak mungkin hal itu terjadi di Libya, karena semua rakyat Libya bersenjata. Ada pistol atau senapan mesin atau granat roket di setiap rumah tangga. Semua jenis senjata bisa didapatkan di jalan-kita berbicara tentang 22 sampai 25 jenis jalan yang saat ini ada di jalanan."
"Kami adalah bagian dari rakyat Libya. Jika ada bukti bahwa anggota Ikhwanul Muslimin atau orang lain telah terlibat dalam kegiatan teroris , maka ia harus ditangkap . Kami tidak berada di atas hukum," tambahnya.
"Jika dia [Haftar] mengendalikan wilayah Libya dan orang setuju dengan hal ini, maka kita akan juga setuju. Tapi kami ingin keadilan dan kami ingin melihat bukti untuk tuduhan yang diajukan . Kami tidak ingin kembali ke era pra- 17 Februari," tambah pemimpin Ikhwanul Muslimin itu.
Mujahidin Ansar Al-Syariah bersumpah untuk melawan
Pada hari Selasa, kelompok jihad Ansar al-Syariah Libya yang menjadi sasaran utama Hafta bersumpah untuk mempertahankan benteng mereka di kota kedua Benghazi melawan aliansi tentara "bayaran" asing yang ingin menghancurkan mujahidin..
Kelompok ini mengatakan bahwa serangan mematikan di kota timur Benghazi pada Jumat pekan lalu yang terutama menargetkan pasukan mereka adalah " perang melawan Islam ... diatur oleh Amerika Serikat dan sekutunya dari Arab"
"Sebuah konfrontasi kini tak terelakkan untuk mempertahankan kota kami dan tanah kami," kata Ansar al-Syariah dalam pernyataannya.
"Kami akan bertindak dengan kekuatan terhadap siapa saja yang memasuki atau menyerang kota, sama seperti yang dilakukan kepada pasukan yang dikirim oleh Khadafi," pernyataan itu menambahkan.
Khalifa Haftar, seorang mantan Kolonel era Khadafi yang tinggal di pengasingan di Amerika Serikat selama lebih dari dua dekade sebelum kembali selama pemberontakan dimana dia menjadi salah satu komandan pemberontak, telah lama dituduh terkait dengan Badan Intelijen Pusat AS CIA, pertama dari rezim Khadafi, dan kemudian dari komandan pemberontak saingannya.
Karena latar belakangnya tersebut, tidak berlebihan jika orang-orang menuduhnya dibayar Amerika. (st/aa)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!