Jum'at, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 9 Mei 2014 14:06 wib
13.666 views
Keblinger, Terapkan Syariah, Hotel Milik Brunei Dicekal Artis Hollywood
BRUNEI (voa-islam.com) - Keblinger, para bintang Hollywood bersatu memboikot salah satu hotel yang paling terkenal di daerah itu karena hukum pidana Islam yang diperkenalkan oleh pemerintah Brunei.
Komedian Jay Leno dan Ellen DeGeneres adalah salah satu selebriti yang mendukung boikot terhadap Beverly Hills Hotel dan hotel lain yang dimiliki oleh Brunei.
Pemimpin Brunei, Sultan Hassanal Bolkiah, mengumumkan tahap pertama hukum Islam baru minggu lalu. Salah satunya mencakup hukuman mati dengan rajam untuk perzinahan dan homoseksualitas.
Walikota Beverly Hills, Lili Bosse, juga mendesak kota untuk mengadopsi resolusi mengutuk undang-undang baru Brunei dan divestasi negara dari hotel dan asset lain yang dimiliki pemerintah Brunei melalui rantai Dorchester.
Pendiri grup Virgin, Richard Branson, melalui akun twitternya pada Sabtu mengatakan dirinya dan keluarganya tidak akan tinggal di hotel mewah itu sampai Sultan mematuhi hak asasi manusia.
Beberapa organisasi telah membatalkan acara di hotel yang sering menjadi tempat berkumpul bagi selebriti Hollywood, termasuk acara amal tahunan Night Motion Picture & Television, acara amal Oscar dan acara penghargaan Hak global Perempuan dari Feminist Majority Foundation.
Selama protes di depan hotel pada hari Senin, Mr. Leno mengatakan, " Saya ingin berpikir bahwa semua orang pada dasarnya baik dan ketika mereka menyadari hal ini terjadi, mudah-mudahan mereka akan melakukan sesuatu tentang hal itu."
Tapi Christopher Cowdray, kepala eksekutif rantai Dorchester, mengatakan dirinya memprotes para demonstran mengabaikan hotel lokal yang dimiliki oleh negara-negara lain yang memiliki catatan buruk dalam hak asasi manusia.
"Ada perusahaan hotel lain di kota ini yang dimiliki oleh Arab Saudi ... Anda tahu, kemeja Anda mungkin berasal dari negara yang memiliki masalah hak asasi manusia," kata Mr Cowdray, menambahkan keterangan bahwa boikot lebih merugikan karyawan lokal.
Pemerintah AS secara keseluruhan telah 'tenang' dalam menghadapi perubahan hukum pidana Brunei, namun Departemen Luar Negeri mengatakan pada hari Selasa (6/5), bahwa telah disampaikan secara pribadi keprihatinan mereka kepada pemerintah Brunei.
Berikut Jawaban Kerajaan Brunei Kepada Kafirin Barat
Pemberitaan TEMPO.CO, Kamis 8 Mei 2014 yang mengabarkan tentang “Vatikan Pecat 848 Pastor Bermasalah” benar-benar mengejutkak dunia.
Ternyata sudah berabad-abad terjadi tanpa henti-hentinya tindak asusila yang sangat mengerikan itu. Semua itu terjadi secara tertutup dan sudah menjadi rahasia umum di kalangan Gereja Vatikan.
Sebagaimana diberitakan oleh Koran Kompas, pelakunya 848 plus 2.572 total pelaku berjumlah 3420. Jika satu pastor dalam satu tahun melakukan tindak asusila minimal 3 orang maka akan menelan korban 10.260. Lalu bayangkan berapa juta orang sudah menjadi korban kebiadaban yang sudah berlangsung selama berabad-abad. Sungguh sebuah kejahatan yang tak pernah terbayangkan dan di luar jangkauan manusia yang berprikemanusian.
Namun sangat aneh, para pegiat HAM diam seribu bahasa terhadap kasus yang Maha dahsyat tersebut. Padahal kasus Skandal fedofilia Vatikan ribuan kali lebih besar dari kasus Jakarta International School (JIS) dan Emon di Sukabumi.
Dalam waktu yang sama pula para aktifis HAM baik level Nasional maupun Internasional mereka menyerang membabi buta dan membaikot Sultan Hassanal Bolkiah yang baru saja mengumumkan penerapan hukum Islam dan memplintir vonis cambuk kepada wanita penzina di Lhokbuni, Langsa, Aceh.
Dan yang sangat menjijikkan lagi media anti Islam membuat berita murahan mencari kesalahan Sultan Hassanal Bolkiah dengan berita murahan seperti ini.
In your countries you practice freedom of speech, freedom of press, freedom of religion, etc. It's in your constitution It's your political system, your national identity, your rights, your way of life.
In my country, we practice a Malay, Islamic, Monarchical system and we're going to start practicing the laws of Islam, Sharia Law . Islam is in our constitution, our national identity, our rights, our way of life.
We may find loopholes in your laws and justice system and you may have found ours, but this is our country. Just like you practice your right to be gay, etc. for this world you live in now, we practice our rights to be Muslims for this world and the Hereafter. This is an Islamic country practising Islamic law. Why don't you worry about your kids being gunned down in schools, worry about your prisons being unable to accommodate convicts, worry about your high rate of crimes and DUIs, worry about your high suicide and abortion rate, worry about whatever it is that you should be worried about THERE. Many religions are against homosexuality, it's nothing new. The moment you hear that Islam and Muslims making a stand and trying to reaffirm their faith, you judge, you boycott, you say that it's wrong, it's stupid, it's barbaric.
Again, go back to those worries that you should focus on I've mentioned earlier. Is it not wrong to legalize deadly weapons, is it not wrong to allow unborn babies to be killed, is it not wrong to allow a lifestyle that results in AIDS and discontinuation of the next generation?
Why do you care so much what's happening here in an Islamic nation when you didn't even bat an eyelid about the Syrians, Bosnians, Rohingyas, Palestinians,etc.
Thousands are being killed there and you don't care, not one is killed here under this Sharia Law, and you make a big fuss, even when the citizens here who are directly affected by it, accepts it with peace. Punishments may be harsher but it does not mean it's easier to be carried out. There are processes to go through before an actual conviction. We are fine with it, we are happy. BruneiUnited.
Tahniah untuk Sultan Brunei yang lebih takut sama ALLOH daripada Media Barat dan selebritis kafir itu!! Allahu Akbar [Aulia Rifada/zakaria/abuammar/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!