Selasa, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 24 Desember 2013 08:40 wib
10.789 views
Diperlakukan Tak Manusiawi,45O Lebih Tahanan IM Mesir Mogok Makan
KAIRO, MESIR (voa-islam.com) - Lebih dari 450 anggota Ikhwanul Muslimin (IM) yang dipenjara di Mesir meluncurkan aksi mogok makan hari Senin (23/12/2013) atas "perlakuan tidak manusiawi" mereka setelah dipenjara menyusul penggulingan militer terhadap presiden Muhamad Mursi, kata kelompok itu.
Sebuah akun Twitter yang dioperasikan oleh Ikhwanul Muslimin mengatakan para tahanan telah "dilarang dari kunjungan keluarga, penyuluhan hukum, perawatan medis dan (tinggal dalam) sel-sel yang penuh sesak dan tidak higienis."
Pasukan keamanan telah menangkap ribuan Islamis, termasuk hampir seluruh pimpinan puncak Ikhwanul Muslimin, sejak Mursi digulingkan pada tanggal 3 Juli lalu.
Gerakan politik dan sosial berusia 85 tahun itu menang dalam serangkaian jajak pendapat setelah penggulingan Hosni Mubarak pada tahun 2011, dan Mursi menjadi pemimpin pertama negara itu dipilih secara bebas setelah memenangkan pemilu tahun lalu.
Tapi militer memaksa dia lengser dari kekuasaan setelah protes dari demonstran kaum liberal sekuler dan Kristen yang menuduhnya mengkhianati 2011 " revolusi."
Ikhwanul Muslimin mengatakan beberapa tokoh senior yang mengambil bagian dalam mogok makan tersebut termasuk diantaranya Pengusaha kaya dan mantan calon presiden Khairat al-Shater, pejabat senior Essam al-Erian, mantan legislator Mohamed Beltagi dan Essam al - Haddad, penasehat Mursi selama kepresidenannya.
Lihat galeri
Kelomok itu tidak mengatakan apakah Mursi atau pemimpin tertinggi Ikhwanul Muslimin Mohammed Badie juga melakukan aksi mogok makan.
Awal bulan ini, Human Rights Watch mengatakan pemerintah Mesir ciptaan militer telah menahan lima pembantu Morsi selama hampir lima bulan tanpa mengungkapkan keberadaan mereka, dengan mengataka itu sebesar sebuah "penghilangan paksa."
Tiga dari mereka, termasuk Haddad, baru saja pindah ke penjara Tora di mana Badie ditahan.
Murad Ali, juru bicara Partai Kebebasan dan Keadilan, sayap politik Ikhwanul Muslimin, mengatakan para anggota gerakan itu ditahan di "sel isolasi" di penjara. Dia ditahan di penjara Tora.
"Bahkan ketika kita pergi keluar dari sel selama dua jam sehari, masing-masing tahanan dibiarkan sendirian. Mereka mengisolasi kita dari segala sesuatu," kata Ali dalam sebuah pernyataan melalui perantara.
Ali juga mengatakan pihak berwenang tidak mengizinkan anggota gerakan tersebut untuk membaca koran dan telah menyita buku-buku dan radio mereka.
"Para diktator percaya bahwa kondisi yang keras akan membuat kita mundur, namun pada kenyataannya mereka memastikan bahwa mimpi kita Mesir menjadi negara bebas dan demokratis akan datang semakin dekat. "
Ali lebih lanjut mengatakan dia "tidak mendapatkan akses rutin ke pengacara," tetapi menambahkan bahwa ia memiliki akses mingguan untuk anggota keluarganya. (st/AFP)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!