Rabu, 27 Jumadil Akhir 1446 H / 22 Agutus 2012 06:56 wib
7.625 views
Presiden Bashar al-Assad Mengundurkan Diri?
Qadri Jamil, wakil perdana menteri Suriah di bidang ekonomi, mengatakan Suriah siap untuk membahas pengunduran diri Presiden Bashar al-Assad sebagai bagian dari penyelesaian yang dinegosiasikan.
Ini pernyataan resmi dari pemerintah Suriah, yang sudah tidak mungkin lagi mempertahankan kekuassaan Bashar al-Assad, sejak terjadinya pertumpahan darah, yang sudah berlangsung selama 17 bulan, dan telah menewaskan lebih 40.000 penduduk sipil.
"Sejauh rencana pengunduran dirinya itu, merupakan bagian suatu kondisi dialog, yang tidak mudah mencapai dialog ini, terkait dengan masalah pengunduran diri Bashar al-Assad. Tetapi setiap masalah dapat dibahas dalam negosiasi. Bahkan, kami siap membahas masalah pengunduran diri Assad", kata Jamil yang diterjemahkan ke dalam bahasa Rusia.
Jamil menolak gagasan untuk membuat kondisi pengunduran diri Assad dalam setiap perundingan masa depan Suriah - permintaan yang dibuat tidak hanya oleh oposisi bersenjata tetapi juga Washington dan beberapa negara-negara besar Eropa.
Tapi menteri menambahkan dalam pernyataannya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Rusia: "Setiap masalah dapat dibahas dalam negosiasi. Kami bahkan siap untuk membahas masalah ini. "
Amerika Serikat mengumumkan pada Senin bahwa mereka akan meminta pengunduran diri Assad selama pertemuan dengan utusan perdamaian baru PBB Lakhdar Brahimi. Meskipun menolak awalnya untuk mendukung ide.
Tekanan AS terhadap Suriah meningkat lebih jauh pada hari Senin, ketika Presiden Barack Obama secara implisit mengancam akan melancarkan serangan militer terhadap rezim Damaskus, jika rezim itu menggunakan senjata kimia. Penggunaan senjata kimia "akan mengubah perhitungan saya secara signifikan," kata Obama.
Rusia tegas membela Suriah terhadap ancaman invasi militer asing dan masih terus secara resmi memasok Assad dengan senjata berat di bawah kontrak yang ditandatangani sebelum pertempuran pecah.
Namun Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada hari Selasa bahwa Moskow tidak bisa mengadopsi rencana invasi militer yang akan dilakukan oleh AS. "Tidak boleh ada campur tangan dari luar," kata Lavrov setelah pembicaraan dengan menteri Suriah.
"Satu-satunya yang pemain asing harus lakukan adalah menciptakan kondisi untuk memulai dialog," kata Lavrov. Namun, mengulur-ngulur waktu kejatuhan Bashar al-Assad, semakin banyaknya jatuh korban yang tewas oleh mesin perang Bashar. mh.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!