Jum'at, 16 Jumadil Awwal 1446 H / 22 Juni 2012 00:47 wib
8.052 views
15000 Orang Lebih TelahTewas Akibat Kekerasan di Suriah
SURIAH (voa-islam.com) - Kekerasan telah menewaskan lebih dari 15.000 orang di Suriah sejak pemberontakan terhadap rezim Presiden Bashar al-Assad meletus tahun lalu, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, mengatakan pada Kamis (21/6/2012).
Setidaknya 10.480 warga sipil, 3.715 tentara dan 830 tentara pembelot telah tewas dalam tindakan keras dan dalam bentrokan sejak Maret tahun lalu, kata Observatorium, yang menghitung mereka yang telah mengangkat senjata melawan rezim sebagai warga sipil.
"Jika masyarakat internasional tetap diam dan cukup senang untuk hanya mengamati situasi, lebih banyak darah akan tertumpah di Suriah," kata Rami Abdel Rahman dari Observatorium kepada AFP.
"Kekerasan hanya menjadi lebih buruk dalam dua bulan terakhir, dan akan menjadi lebih pahit," tambahnya.
Eskalasi kekerasan telah mendorong tim terdiri dari hampir 300 pengamat PBB di Suriah untuk menghentikan operasi mereka, meskipun mereka tetap berada di negara yang dilanda perselisihan tersebut.
Pada Kamis, sedikitnya 46 orang tewas dalam kekerasan di Suriah, di mana rezim Presiden Bashar al-Assad telah melancarkan tindakan keras dan brutal terhadap perbedaan pendapat sejak pemberontakan yang diilhami Musim Semi Arab meletus pada pertengahan Maret 2011.
Sedikitnya 13 warga sipil tewas di pusat kota yang menjadi titik nyala, Homs dan dua orang tak dikenal tewas di Quasyr didekatnya, Rami Abdel Rahman mengatakan kepada AFP.
Di tempat lain, delapan tentara dan pemberontak tewas dalam pertempuran sengit di Armanaz, dekat Turki di provinsi barat laut Idlib, setelah serangan pemberontak terhadap sebuah barak tentara, kata kelompok yang berbasis di Inggris itu.
Di provinsi selatan Daraa, tempat dimana lahirnya pemberontakan tersebut, sedikitnya 10 orang tewas ketika kota Inkhel telah dibombardir dan diserbu oleh tentara yang kemudian melakukan serangkaian penggerebekan.
Sebanyak 17 tentara pemerintah tewas, Kamis (21/6/2012).
Pertumpahan darah terbaru datang sehari setelah kekerasan menelan korban 98 orang di seluruh negeri, termasuk 53 warga sipil, 35 tentara dan 10 pejuang pemberontak, menurut pengawas yang berbasis di Inggris tersebut. (by/ahram)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!