Thailand Habiskan 160 Miliar Bath untuk Padamkan Pemberontakan di Selatan

THAILAND SELATAN (voa-islam.com) - Pemerintah Thailand dari berbagai tingkatan telah menghabiskan sekitar 160 miliar Baht (-+Rp 47,5 trilyun) secara total dalam usaha untuk memadamkan kerusuhan di ujung Selatan sejak meletus kembali pada Januari 2004, dan sejauh ini tidak berhasil, kata kepala Dewan Penasihat Administrasi dan Pengembangan Provinsi Perbatasan Selatan, Pakorn Preechawuthidech, Selasa (8/5/2012).

Pakorn Preechawuthidech mengatakan sekitar 60.000 tentara telah dikirim ke wilayah Selatan, untuk menambah kekuatan polisi, pegawai negeri, relawan bersenjata dan pasukan paramiliter yang dikerahkan di sana, tapi kekerasan di wilayah ini masih terus berlanjut.

Dia mengatakan harus ada pembicaraan, terutama tentang proses peradilan, karena ketika para tersangka pejuang Islam muncul di pengadilan, mereka sering harus dibebaskan karena kurangnya bukti atau saksi.

Hal ini mencerminkan tidak efektifnya operasi saat ini. Bahkan jaringan pemberontakan telah berkembang, katanya.

"Masalah ini harus dibicarakan ketika orang-orang di pedalaman Selatan tidak tahu kapan mereka akan menderita serangan lain," kata Pakorn.

..Hingga kini lebih dari 5.000 orang telah tewas dan lebih dari 8.400 terluka di tiga provinsi perbatasan selatan dan empat distrik di Songkhla sejak kekerasan bersenjata meletus kembali pada Januari 2004..

Dia mengatakan tidak ada jaminan bahwa negosiasi antara pejabat pemerintah dan pemberontak selatan akan mengakhiri kekerasan.

"Saya tidak tahu siapa yang akan menjadi peserta rapat karena kelompok pejuang Barisan Revolusi Nasional (BRN) Kordinat kini terbagi menjadi dua sub-kelompok, dan saya tidak tahu apakah mereka dapat mengadakan pembicaraan dengan kelompok pejuang Runda Kumpulan Kecil (RKK ), "katanya.

Hingga kini lebih dari 5.000 orang telah tewas dan lebih dari 8.400 terluka di tiga provinsi perbatasan selatan dan empat distrik di Songkhla sejak kekerasan bersenjata meletus kembali pada Januari 2004, menurut Deep South Watch- lembaga yang memantau konflik di provinsi selatan.

Pada Maret, sebanyak 56 orang tewas dan 547 cedera dalam kekerasan terkait pemberontakan di wilayah tersebut.

Provinsi Patani, Yala, Narathiwat yang berpenduduk mayoritas Muslim di selatan Thailand dulunya merupakan wilayah otonom Kesultanan Islam Melayu sampai dianeksasi oleh kerajaan Buddha Thailand pada 1902. Sejak itu perjuangan umat Islam untuk memisahkan diri karena tindakan sewenang-wenang pemerintah pusat mulai terjadi. (by/bp)