Jum'at, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 20 April 2012 20:23 wib
5.891 views
Anders Behring Breivik : Saya Meniru al-Qaidah
Anders Behring Breivik, yang mengaku membunuh 77 orang di Norwegia musim panas lalu, mengatakan kepada pengadilan bahwa dia belajar dari al Qaida dalam merencanakan serangan, dan terinspirasi oleh pemboman di Kota Oklahoma dan pemboman World Trade Center, ujarnya.
Breivik mengikuti cara-cara Al Qaeda antara 2006-2011 dan mempelajari jaringan teror itu, bagiamana "efek apa yang mereka terhadap media, apakah yang ia lakukan salah, atau apa yang ia lakukan itu benar ... dan apa yang diperlukan," kata Breivik.
Breivik diadili atas tuduhan pembunuhan dan melakukan 22 serangan, Juli. Tokoh yang membenci imigran itu, mengakui melakukan pemboman di Oslo yang menewaskan 8 orang dan menembak mati 69 orang di Pulau Utoya.
Breivik mengaku seorang ultranasionalis yang membunuh korbannya untuk melawan multikulturalisme di Norwegia.
Breivik menceritakan secara detail atas tindakannya yang mengerikan, bagaimana ia tiba di pulau Utoya dengan feri, menyamar sebagai polisi dan mengatakan petugas keamanan di pulau itu, kemudian melakuan pembantaian dan pemboman. Ia mengatakan kepada pengadilan bahwa ia berkata kepada dirinya sendiri, sebelum ia mulai menembak, "Aku tidak ingin melakukan ini." Kemudian, ia berpikir, "Sekarang atau tidak pernah sama sekali."
Breivik dalam sekejap ada "100 suara di kepalanya, dan berkata tidak melakukannya." Tapi, kemudian ia mengambil senjatanya dan mulai menembak.
Korban pertamanya adalah polisi sendiri di pulau itu, Breivik mengatakan, yang ia ditembak di bagian belakang kepala. Yang kedua adalah manajer di pulau itu.
Menggambarkan adegan kekacauan di sebuah kafe di pulau itu, Breivik menceritakan bagaimana dia menembak anak muda yang lumpuh dan tidak bisa melarikan diri.
Breivik juga mencoba menenggelamkan kaum muda ke dalam air dingin sekitar pulau itu. Sehingga ia tidak perlu menembak mereka semua, katanya. Dia berteriak, "Kalian semua akan mati hari ini, Marxis," sebenarnya hanya ingin menakut-nakuti orang agar segera masuk ke dalam air, katanya.
Breivik mengatakan ia mengambil ide memakai seragam polisi dalam melakukan pembantaian dengan senjata di Pulau Utoya dari membaca "majalah" online pengikut al Qaeda. Breivik mengatakan kepada pengadilan bahwa dia mendapatkan tips dari menonton film dokumenter tentang konflik di Irak dan Afghanistan.
Breivik menggambarkan bagaimana dia belajar sendiri membunuh emosinya, dan apakah ia merasa empati terhadap orang lain, tanya jaksa. "Anda bertanya apakah saya punya empati dan emosi .... Bisa dibilang aku cukup normal sampai 2006 ketika saya mulai pelatihan ... dan mengalami perubahan diri melalui meditasi," kata Breivik.
"Ini tentang kekejaman, tindakan barbar. Aku bahkan tidak bisa membayangkan apa yang harus terdengar kepada orang lain. Saya telah mencoba menjauhkan diri dari itu," katanya.
Breivik mengatakan kepada pengadilan masalah yang dipertaruhkan adalah kebebasan berbicara, dan bagaimana sebagai nasionalis, "Sudah dihilangkan sejak Perang Dunia Kedua."
Breivik terdorong melakukan kekerasan setelah mencoba melalui dialog tidak berhasil tentang pandangannya yang menolak multikulturalisme, katanya.
"Saya mencoba semua cara-cara damai. Saya pribadi menemukan bahwa ini adalah sia-sia.. Saya mencoba melibatkan diri secara politik ... menulis esai dan diteterbiatkan media .... Kemudian semuanya hanya ada satu kemungkinan, itu kekerasan," Breivik kata.
Ketika ditanya apakah ia menganggap serangan teror nya sebagai tindakan pengecut, Brevik, mengatakan tindakannya itu merupakan tindakan yang "paling mulia", dan untuk menantang militer Norwegia berperang. "Tapi ketika anda menghadapi kekuatan besar, seseorang dipaksa untuk melakukan perang yang sama, dan satu-satunya yang anda miliki, kemudian adalah unsur kejutan," katanya.
Ditanya apakah dia rasis, Breivik menjawab: "Saya anti-rasis. Pengacaranya, Geir Lippestad, telah memperingatkan bahwa kesaksian hari Jumat juga akan fokus pada pembunuhan 69 orang muda di Utoya Island dan bahwa kemungkinan besar untuk menjadi "hari terberat." (af/tm)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!