Selasa, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 17 April 2012 09:57 wib
5.695 views
Amerika dan Israel Dibalik Kudeta di Turki
Seorang wartawan kawakan Turki, Cengiz Candar mengatakan, mengatakan bahwa Amerika dan Israel, berada dibalik usaha kudeta, 28 Februari 1997. Candar mengatakan, selain media massa, serikat pekerja, frofesional, bisnisman, dan sejumlah perwira militer, mereka mendapatkan dukungan Amerika dan Israel.
Candar mengaku sengaja membuat berita palsu, dan mengklaim dia dibayar oleh Partai Pekekrja Kurdi ( PKK), dan dengan tegas Candar, menuduh bahwa Amerika Serikat dan Israel berada dibalik usaha kudeta.
Dalam wawancara Cengiz Candar, menjelaskan dengan gamblang target para jenderal yang akan melakukan kudeta bersama dengan wartawan, serikat pekerja, beberapa serikat pekerja profesional dan bisnis didukung intervensi, Amerika Serikat dan Israel, ungkapnya kepada harian Taraf, Senin.
"Saya berada di Amerika Serikat pada 1999 dan 2000. Saya adalah salah seorang pengarang buku tentang Turki. Kami mengadakan pertemuan dengan para penulis lain. Editornya adalah mantan Duta Besar AS di Ankara, Morton Abramovich. Alan Makovsky, kepala departemen Turki dari Institut Washington, sebuah think tank dari lobi Israel di AS, sering datang ke Ankara dan mengunjungi Staf Umum Angkatan Bersenjata Turki", ujarnya.
Saya sangat penasaran. Ternyata ada pertemuan yang disebut oleh Menteri Luar Negeri Madeleine Albright di lantai tujuh gedung Departemen Luar Negeri Amerika pada tanggal 12 Maret 1997, tentang Turki. Pertemuan itu diadakan dua minggu setelah pertemuan MGK (Dewan Militer) padai 28 Februari. Saya ingat Perdanan Necmetin Erbakan mengundurkan diri pada Juni. Militer Turki tidak menginginkan pemerintahan Erbakan dengan Partai Refah, yang dianggap cenderung kepada Islam. Kemudian, Turki mendepak Erbakan dan pemerintahan, dan melarangnya berpolitik selama 10 tahun.
Bernard Lewis, Paul Wolfowitz, Richard Perle - mereka semua ada di pertemuan itu. Mereka berbicara tentang apa yang harus dilakukan Turki. Kecenderungan umum dalam pertemuan itu adalah bahwa "pemerintah ini harus disingkirkan, tanpa tanpa intervensi langsung", ujar Candar.
Candar mengatakan dalam menanggapi pertanyaan tentang mengapa AS ingin pemerintah Necmettin Erbakan disingkirkan? Sebenarnya, pemerintah Erbakan bukan ancaman bagi AS dan hubungan fakta Turki dengan Israel meningkat pada saat itu, kata Abramowitz. Tetapi, menurut Abramowitz, kenyataannya Erbakan telah mengganggu beberapa aturan tak tertulis yang perlu diperhatikan dalam hubungan antara Turki dan Amerika Serikat.
Abramovitz mengakawatirkan kemungkinan langkah-langkah politik yang tidak terduga dari Erbakan, yang akan membawa perubahan secara regional dan global. Abramovich tidak menjelaskan, bagaimana seharusnya langkah dan kebijakan yang harus dilakukan Erbakan. Tetapi, ada yang sangat mengkawatikan bagi kalangan lobby Israel yaitu Erbakan sebagai perdana menteri melakukan Iran, meskipun dia telah diperingatkan bahaya membangun hubungan dengan Iran.
Sekarang Turki di bawah Erdogan telah menyelesaikan masalah politik secara fundamental, di mana militer Turki tidak lagi dapat melakukan intervensi politik. Bahkan Amerika Israel tidak dapat melakukan intervensi terhadap Turki. Hubungan Turki dengan Israel sampai ke titik paling rendah. Setelah peristiwa kapal Mavi Marmara, yang menewaskan 10 warga negara Turki, yang ingin memberikan bantuan kepada rakyat Gaza, yang terkepung. (af/tm)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!