Kamis, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 8 Maret 2012 07:05 wib
9.563 views
Kasus Bunuh Diri Prajurit AD Amerika Naik 80 Persen Pasca Invasi Irak
AMERIKA -SERIKAT (voa-islam.com) - Dokter-dokter militer Amerika mengatakan jumlah kasus bunuh diri di Angkatan Darat AS melonjak 80 persen setelah invasi Irak.
Sebelum 2003, persentase kasus bunuh diri dari Angkatan Darat di bawah angka penduduk sipil, tetapi mulai mendaki di tahun 2004, satu tahun setelah invasi Irak yang dipimpin AS, menurut analisis para dokter, yang diharapkan muncul dalam Jurnal Inggris Injury Prevention, Kamis .
Pada tahun 2008, 140 prajurit Angkatan Darat AS melakukan tindakan bunuh diri, sebuah angka, yang mencerminkan peningkatan 80 persen dari tahun 2004, artikel tersebut mencatat. Angka bunuh diri juga banyak lebih tinggi dari masyarakat sipil, katanya.
"Peningkatan ini, belum pernah terjadi sebelumnya dalam lebih dari 30 tahun catatan Angkatan Darat AS, menunjukkan bahwa 30 persen kasus bunuh diri yang terjadi di tahun 2008 mungkin terkait dengan pasca peristiwa 2003 setelah komitmen utama pasukan ke Irak, di samping operasi yang sedang berlangsung di Afghanistan, "kata surat kabar itu.
Tercatat bahwa lebih dari seperlima dari semua tentara aktif tugas menderita dari beberapa jenis gangguan mental.
Menurut tiga studi berbeda yang diterbitkan dalam American Journal of Public Health pada bulan Januari, banyak personil militer dan veteran AS yang berjuang dengan post-traumatic stress disorder (PTSD), depresi atau konsekuensi lain dari penyebaran ke zona perang.
..Pada tahun 2008, 140 prajurit Angkatan Darat AS melakukan tindakan bunuh diri, sebuah angka, yang mencerminkan peningkatan 80 persen dari tahun 2004..
Sebuah penelitian terhadap hampir 600 veteran AS yang kembali dari Irak atau Afghanistan menunjukkan bahwa hampir 14 persen dari mereka menderita PTSD dan 39 persen dari kemungkinan penyalahgunaan alkohol.
Semua pasukan Amerika, kecuali untuk kontingen militer yang ditempatkan pada Kedutaan Besar AS di Baghdad dan konsulat AS di negara itu, meninggalkan Irak pada Desember 2011.
Washington melancarkan invasi pada tahun 2003 dengan dalih bahwa Irak memiliki senjata pemusnah massal (WMD).
Namun, kemudian terungkap bahwa tidak hanya mantan diktator Irak, Saddam Hussein, yang tidak memiliki WMD, tetapi juga bahwa para pemimpin AS dan Inggris, yang telah membela aksi militer tersebut, tahu tentang tidak adanya senjata tersebut di Irak.
Menurut organisasi investigasi yang berbasis di California, Project Censored, lebih dari satu juta warga Irak telah tewas selama invasi dan pendudukan dari 2003 hingga 2011. (st/ptv)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!