Jum'at, 21 Jumadil Awwal 1446 H / 2 September 2011 07:15 wib
4.545 views
Kadhafi Serukan Pendukungnya Lakukan Perang Gerilya Melawan Oposisi
LIBYA (voa-islam.com) - Meski posisinya telah terpojok dan pasukan yang setia terhadapnya hanya tinggal menguasai beberapa kota, diktator Libya yang kini tengah jadi buruan pihak oposisi, Muammar Kadhafi, tetap bersuara lantang untuk melakukan perlawanan dan perang panjang kepada apa yang ia sebut sebagai para penjajah Libya.
Pengusa Libya yang kini menjadi buronan tersebut menyerukan pendukungnya untuk melancarkan perang gerilya melawan para pejuang oposisi, saat berbicara dalam pesan audio yang muncul baru-baru ini.
Pesannya tersebut disiarkan pada televisi al-Rai yang berbasis di Syiria.
Kadhafi bersumpah untuk melakukan sebuah perang panjang melawan apa yang ia sebut sebagai penjajah LIbya.
"Siapkan dirimu untuk perang geng dan gerilya, untuk perang kota dan perlawanan populer di setiap kota ... untuk mengalahkan musuh di mana-mana," katanya dalam pesan yang ditayangkan pada hari Kamis, AFP melaporkan.
"Tujuannya adalah untuk membunuh musuh di mana pun ia berada, apakah ia orang Libya atau orang asing," tambahnya.
"Kami tidak akan pernah membiarkan sumur-sumur (minyak) dan pelabuhan-pelabuhan kita berada di bawah kendali mereka. Perlawanan kami akan meluas," kata kolonel berusia 69-tahun itu yang mengklaim 2000 suku siap berdiri untuk mempertahankan Libya.
..Siapkan dirimu untuk perang geng dan gerilya, untuk perang kota dan perlawanan populer di setiap kota .
Dia mengatakan Tripoli akan "dibebaskan inci demi inci", dan menyebut kota kelahirannya, Sirte - yang tetap berada di tangan loyalisnya - sekarang ini sebagai ibu kota Libya.
Stasiun televisi Al-Rai, yang berbasis di Damaskus, telah berulang kali menyiarkan pesan propaganda dari Kadhafi.
Keberadaan Kadhafi sendiri tidak diketahui sejak 20 Agustus ketika kaum revolusioner menduduki kompleks utama di ibukota, Tripoli.
Sementara itu dalam pertemuan di Paris atas masa depan Libya setelah Kadhafi, kepala TNC Mustafa Abdel Jalil menguraikan rencana 18-bulan untuk membuat sebuah konstitusi baru dan menyelenggarakan pemilu.
"Kita harus memastikan bahwa kita memenuhi sisi kami dari kesepakatan. Kita harus memiliki keamanan di Libya, toleransi dan pengampunan harus dipromosikan, negara hukum harus dihormati," kata Abdel Jalil.
Libya telah menjadi ajang pertempuran sengit antara pasukan pemerintah dan pasukan revolusioner sejak revolusi, yang berusaha untuk menggulingkan Kadhafi, dimulai pada pertengahan Februari lalu. (st/ptv, bbc)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!