Kamis, 14 Jumadil Awwal 1446 H / 14 Juli 2011 17:40 wib
5.675 views
Masyarakat & Politisi Barat Makin Geram dengan Jurnalisme Tak Beretika
London (voa-Islam) – Setelah Tabloid News of The World ditutup belum lama ini. Kini giliran Tabloid The Sun digugat para politisi dan banyak keluarga di Amerika Serikat. The Sun yang merupakan bagian dari News Corporation telah melakukan keburukan yang sama., yakni melakukan penyadapan telepon. Korbannya bukan hanya warga biasa, tapi juga politisi dan keluarga kerajaan.
Atas ulah media “spesialis skandal” ini membuat Parlemen Inggris geram terhadap konglomerat Yahudi Rupert Murdoch, menyusul skandal penyadapan telepon oleh sejumlah media miliknya di Inggris. Bisnis Murdoch di Amerika Serikat pun terancam.
Seperti diberitakan sebelumnya, Rupert Murdoch, pemilik sindikat News Corporation, pekan lalu, menutup salah satu tabloidnya yang diterbitkan di Inggris, News of The World yang dituding menyadap percakapan telepon para kerabat tentara Inggris yang gugur di Afghanistan serta keluarga korban serangan teror bom di London pada Juli 2005.
Rupert Murdoch yang berambisi untuk membeli saham perusahaan media massa British Sky Broadcasting (BSkyB) nampaknya harus gigit jari. Saat ini taipan media massa berusia 80 tahun tersebut berupaya menguasai 61 persen saham BSkyB
Tidak main-main, Parlemen Inggris berupaya membatasi bisnis Murdoch dengan menentang rencana Murdoch membeli perusahaan penyiaran BSkyB. Tidak biasanya para anggota parlemen satu suara untuk sepakat mendukung gagasan Partai Buruh agar mendesak Murdoch menarik tawarannya mengambil alih BSkyB.
Perdana Menteri Inggris bersama partai pendukungnya pun menolak pemungutan suara di Parlemen, Rabu (13/7) untuk membahas rencana pembelian aset perusahaan media Ingris tersebut. Selain itu, rencana pembelian tersebut dianggap tidak sesuai dengan kepentingan nasional Ingris.
Murdoch juga diminta menghadap parlemen Inggris untuk menjawab pertanyaan terkait News Corporation, pekan depan. Bukan hanya Murdoch, panggilan juga dilayangkan kepada puteranya, James Murdoch, dan kepala eksekutif News Internationak, Rebekah Brooks.
Jurnalisme Tak Beretika
Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris David Cameron berjanji membentuk dewan independent untuk membuat peraturan baru bagi organisasi-organisasi berita Inggris, yang menurutnya telah gagal menjalankan jurnalisme beretika.
Murdoch diingatkan untuk tidak melakukan praktik illegal, seperti penyadapan telepon. Ia diminta agar menghormati privasi warga Amerika. Politikus dari partai demokrat di AS khawatir, penyadapan telepon yang dilakukan News Corp juga akan dialami keluarga korban serangan 11 September 2011 atau warga Amerika lainnya.
Tekanan terhadap News Corp semakin keras setelah mantan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown menuding News International cabang News Corporation menggunakan “para kriminal dan penipu ulung” untuk melanggar privasi banyak orang dan menyalahgunakan kekuasaan untuk keuntungan politik.
Brown rupanya juga menjadi korban penyadapan oleh The Sun, yang berulangkali mencoba mengakses pesan-pesan suara di telepon genggamnya, dan mencuri informasi dari berbagai sumber, mulai dari rekeningnya di bank hingga rekaman medis keluarganya. (Desastian/dbs)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!