Kamis, 23 Jumadil Awwal 1446 H / 17 Maret 2011 09:00 wib
3.875 views
Pihak Oposisi Libya Semakin Terjepit
(VOA-ISLAM.COM) - Pasukan pendukung Kadhafi di Libya kelihatannya berhasil menguasai semakin banyak wilayah. Pihak oposisi pun semakin merasakan angin panas Kadhafi ini, dan semakin merasa terjebak. Pemimpin Libya itu kelihatannya bisa dengan tenang melaksanakan misinya, karena perhatian media internasional berpindah ke Jepang.
Bencana di jepang datang saat pihak oposisi Libya sangat membutuhkan perhatian media untuk mendapat dukungan internasional. "Tanpa dukungan itu kami tidak akan berhasil," demikian Idris Iben Ataib. "Bagi kami tidak ada kata 'berhenti'. Jika gagal, itu berati akhir hidup kami."
Ia menyerukan kepada masyarakat internasional untuk campur tangan. "Jangan hanya menonton pertumpahan darah di Libya. Cobalah menghentikannya, karena ini tanggung jawab Anda," katanya.
Dunia Ragu
Idris Iben Ataib adalah salah satu penentang rezim Kadhafi. Ia mengatakan, saat ini situasi tenang di wilayah-wilayah yang telah dibebaskan. Juga di kota Benghazi, markas para pemberontak. Tapi ia menegaskan, tentara Kadhafi perlahan-lahan mengambil-alih sejumlah wilayah. Pasukan oposisi semakin terjepit. Ia menamakan Kadhafi ancaman untuk keamanan dunia, dan tidak mengerti mengapa masyarakat internasional ragu-ragu untuk mengambil tindakan.
..tentara Kadhafi perlahan-lahan mengambil-alih sejumlah wilayah dan pasukan oposisi semakin terjepit..
"Mengapa masyarakat internasional ragu untuk bertindak, untuk menyelamatkan warga Libya? Kami ingin zona larangan terbang. Selain itu kami juga ingin masyarakat internasional memberlakukan kembali aturan tahun 2006 yang dinamakan 'kewajiban untuk melindungi.' Aturan ini memang dibuat untuk situasi seperti di Libya sekarang, untuk mencegah atau menghentikan pembunuhan warga sipil secara massal."
Tidak Mudah
Mostafa Al Faitouri bekerja sebagai dosen di Academy for Graduate Studies. Ia menamakan dirinya tokoh independen. Menurut Al Faitouri, pada akhirnya Kadhafi akan menang, karena pihak oposisi tidak bisa bertahan. Berbeda dengan Idris Iben Ataib, dia mengerti mengapa masyarakat internasional bersikap ragu, "Ini memang tidak mudah."
"Tidak ada pihak yang merasa tergerak untuk mencari jalan keluar. Semua pihak mendesak untuk memberikan sanksi, untuk memperbesar tekanan terhadap Kadhafi, dan berpikir situasi di sini bisa disamakan dengan Mesir atau Tunisia. Tapi di Libya situasinya sangat rumit dan berbeda total."
Al Faitouri mengerti posisi para pemberontak, tapi menambahkan bahwa di Belanda para pemberontak akan mendapat julukan lain apabila berada di posisi yang sama.
"Saat para pengunjuk rasa di jalan-jalan Amsterdam mengangkat senjata menentang pemerintah, mereka akan dinamakan pemberontak, bukan demonstran. Menurut saya itulah kesalahan terbesar yang dihadapi pihak oposisi."
Intervensi
Intervensi asing, tidak didukung oleh Al Faitouri. Ia lebih memilih peran internasional sebagai perantara, misalnya oleh Turki.
Kelompok G8 saat ini menyatakan menentang penetapan zona larangan terbang. Tapi kedelapan negara dengan ekonomi terkuat ini memperingatkan Kadhafi akan adanya "konsekuensi berat" apabila ia tidak menghormati hak-hak dasar rakyatnya. G8 meminta Dewan Keamanan PBB untuk meningkatkan tekanan terhadap Kadhafi dengan cara menetapkan lebih banyak lagi sanksi ekonomi.
Sejumlah pemimpin Afrika, antara lain Presiden Afrika selatan Jacob Zuma, akan terbang ke Tripoli dalam waktu dekat. Mereka ingin mencari jalan keluar untuk mengakhiri krisis berdarah di Libya. (up/rnw)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!