Rabu, 6 Jumadil Awwal 1446 H / 16 Maret 2011 09:45 wib
3.748 views
1200 Loyalis Kadhafi Telah Menyusup ke Benghazi dengan Pakaian Preman
KAIRO (voa-islam.com) - Loyalis Presiden Libya, Muammar Kadhafi diyakini telah menyusup ke dalam ibukota yang dikuasai oposisi, Benghazi dengan 1.200 laki-laki sambil terus menghancurkan kota minyak Brega dengan serangan udara untuk merebut kembali negara itu.
"Ada 1.200 loyalis Kadhafi di Benghazi. Mereka tiba pekan lalu, "kata Khalifa Elfaituri dari oposisi Media Center di Benghazi dalam sebuah wawancara telepon.
Loyalis Kadhafi dipersenjatai dengan lengkap dan memasuki kota dalam berpakaian preman, membaur dengan penduduk setempat, sehingga sulit di deteksi.
"Mereka telah menembak mati tiga orang. Mereka berkamuflase dalam pakaian preman dan sulit bagi kita untuk menemukan mereka, tetapi kami berhasil menangkap 16 dari mereka kemarin, "kata Elfaituri.
Ke-16 orang tersebut ditangkap di rumah biasa dan memiliki senjata api dan senjata lain yang ditemukan dari mereka.
..Loyalis Kadhafi dipersenjatai dengan lengkap dan memasuki kota dalam berpakaian preman, membaur dengan penduduk setempat, sehingga sulit di deteksi..
"Orang-orang sini takut dan khawatir, beberapa sudah mulai meninggalkan kota.
"Kami memiliki kekurangan obat. Saya khawatir pasokan makanan segera menjadi masalah, "tambah Elfaituri.
Penduduk Benghazi yang berjumlah satu juta menanti kekuatan utama dunia untuk menerapkan zona larangan terbang di atas Libya sebagai kesempatan terbaik mereka untuk bertahan hidup. Namun, prospek zona larangan terbang tersebut suram, dengan Perancis mengatakan belum ada kesepakatan antara Kelompok 8 negara untuk usul tersebut.
Sementara itu, kekuatan oposisi menderita korban berat serta hilangnya kontrol atas Ras Lanuf, sebuah kota yang kaya minyak yang membantu pasokan bahan bakar dalam pertempuran mereka untuk mengusir Kadhafi.
"Kita ingin serangan udara Kadhafi berakhir," kata Yousef Feituri, seorang komandan pemberontak, kepada The Star.
"Mereka menyerang Brega hari ini dengan serangan udara lebih banyak."
Kontrol terhadap Brega telah berpindah-pindah antara pemberontak dan pasukan Kadhafi dalam beberapa hari terakhir. Tidak jelas yang saat ini siapa yang memegang kendali atas kota itu.
Waktu hampir habis bagi para pejuang Anti pemerinah Libya tetapi mendapatkan konsesi atas zona larangan terbang di Dewan Keamanan PBB terlihat semakin sulit ketika China dan Rusia dilaporkan menyatakan oposisi terhadap usulan tersebut. (up/ts)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!