Sabtu, 6 Jumadil Awwal 1446 H / 19 Februari 2011 07:00 wib
5.839 views
Sheikh Al-Azhar:Islam Agama Negara Syariat Sumber Hukum
KAIRO (voa-islam.com): Sheikh Al-Azhar Sheikh Ahmed Al-Tayeb mengkritik ucapan sebagian tentang usulan amandemen artikel kedua dalam konstitusi Mesir, yang menyatakan bahwa Islam adalah agama negara, dan menganggap usulan ini akan memicu fitnah, menekankan bahwa artikel tersebut merupakan salah satu prinsip tetap negara.
Sheikh Al-Azhar - yang merupakan otoritas keagamaan tertinggi di dunia Muslim Sunni - dalam sambutannya kepada wartawan kemarin, mengatakan bahwa membicarakan perubahan artikel ini dapat merampas kebebasan dan demokrasi, yang kami berharap dapat mencapainya.
Pasal II dari konstitusi Mesir menyatakan bahwa Islam adalah agama negara dan bahasa Arab merupakan bahasa resmi, dan prinsip-prinsip Syariah Islam adalah sumber utama legislasi.
Konstitusi Mesir saat ini tunduk kepada amandemen yang ditangani oleh komite yang dibentuk oleh Dewan Tertinggi Militer yang memerintah negara selama masa transisi, setelah pengunduran diri Presiden Hosni Mubarak pada tanggal 11 Februari ini, namun amandemen yang sedang berlangsung difokuskan pada kewenangan Presiden Republik dan aturan pemilihannya.
Era Baru
Al-Tayyib mengatakan Al Azhar berkeyakinan bahwa hukum yang diridhoi Syariat adalah hukum yang disetujui umat dengan suara bulat atau suara mayoritas, menekankan pentingnya mulai meletakkan dasar bagi era baru yang memperhitungkan nilai-nilai tinggi yang disetujui oleh agama samawi dan peradaban Timur, khususnya nilai ilmu pengetahuan yang merupakan tiang kemajuan umat, dan keadilan yang merupakan asas kekuasaan, dan kebebasan yang melahirkan energi dan membangun peradaban.
Di sisi lain, Al-Tayyib mendukung posisi Syaikh Al-Azhar melalui proses pemilihan dan bukan pengangkatan, dengan catatan pemilihan secara adil dan benar, jauh dari citra negatif yang ditinggalkan oleh pemilu parlemen sebelumnya, menambahkan bahwa periode mendatang membutuhkan dialog dengan semua partai politik dan aliran tanpa kecuali.
Dia mengatakan kita dulu menderita karena korupsi dalam peraturan, dan saya tidak mendorong siapapun muncul bekerja dengan rezim lama sebagai pahlawan, satu-satunya yang bisa muncul sebagai pahlawan adalah yang keluar dan bertahan, sebagaimana tidak akan dimaafkan seorangpun pejabat dari rezim sebelumnya.
(ar/aljazeera)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!