Sabtu, 21 Jumadil Awwal 1446 H / 15 Januari 2011 11:15 wib
4.335 views
Filipina Memulai Kembali Perundingan Damai Dengan MILF
MANILA, FILIPINA (voa-islam.com) - Setelah hampir tiga tahun terhenti, pemerintah Filipina akhirnya menyetujui untuk melakukan kembali pembicaraan damai dengan kelompok pejuang Islam Moro terbesar di negara tersebut.
Pemerintah Filipina hari Jum'at (14/01/2011) mengatakan akan memulai kembali perundingan perdamaian dengan kelompok pejuang Islam Moro bulan depan dalam upaya untuk mengakhiri perjuangan pemisahan diri selama puluhan tahun yang telah menelan korban puluhan ribu jiwa.
Pembicaraan antara pemerintah dan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) akan berlangsung di Malaysia pada 09-10 Februari 2011, sebuah negosiasi formal pertama antara kedua belah pihak sejak Presiden Benigno Aquino terpilih menduduki posisinya tahun lalu.
"Pemerintah Filipina dan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) telah menempatkan perundingan perdamaian ke jalurnya," kata sebuah pernyataan pemerintah.
Kepala panel perdamaian pemerintah, Marivic Leonen, mengatakan pihak-pihak yang bertikai setuju untuk memulai kembali perundingan selama negosiasi informal di Kuala Lumpur pada hari Kamis (13/01/2011).
,,Sejatinya, pembicaraan damai antara pemerinah Filipina dan MILF hampir terlaksana 4 tahun lalu. Pada bulan Desember 2007 kedua belah pihak menyatakan optimis atas perundingan baru tersebut, namun kekerasan kembali pecah pada Agustus 2008 setelah Mahkamah Agung Filipina mencabut suatu usulan kesepakatan yang akan memberikan kekuasaan yang lebih besar kepada MILF di wilayah selatan..
Sejatinya, pembicaraan damai antara pemerinah Filipina dan MILF hampir terlaksana 4 tahun lalu. Pada bulan Desember 2007 kedua belah pihak menyatakan optimis atas perundingan baru tersebut, namun kekerasan kembali pecah pada Agustus 2008 setelah Mahkamah Agung Filipina mencabut suatu usulan kesepakatan yang akan memberikan kekuasaan yang lebih besar kepada MILF di wilayah selatan, Mindanao yang mereka klaim sebagai "tanah kekuasaan leluhur".
Keputusan Mahkamah Agung itu memicu serangan oleh para komandan MILF terhadap militer Filipina pada masyarakat Kristen di Mindanao. Gelombang kekerasan tersebut mengakibatkan 750.000 orang mengungsi dan menybabkan hampir 400 orang tewas, menurut data resmi.
MILF yang memiliki kekuatan 12.000 pasukan telah mulai melancarkan perjuangan pemisahan diri sejak tahun 1978 untuk sebuah negara Islam independen di Mindanao dan lebih dari 150.000 orang telah tewas, menurut pemerintah, sejak saat itu akibat konfrontasi yang terus berlanjut hingga kini. (aa/ann)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!