Selasa, 21 Jumadil Awwal 1446 H / 23 Februari 2010 08:39 wib
4.482 views
UE Kecam Penggunaan Paspor Palsu oleh Pembunuh Mahbouh
EROPA (voa-islam.com): Uni Eropa mengecam penggunaan paspor palsu Eropa oleh para pembunuh seorang pejabat Hamas Palestina di Dubai.
Dalam pernyataan hari Senin, para Menteri Luar Negeri Uni Eropa mengatakan pembunuhan komandan Hamas Mahmoud al-Mabhouh bulan lalu di Dubai "benar-benar meresahkan".
Pernyataan itu tidak menyebut Israll yang dikatakan Uni Emirat Arab mengotaki pembunuhan Mabhouh itu. Namun Uni Eropa mengatakan pernyataan itu ditujukan untuk memperingatkan Israel dan dikeluarkan bersamaan dengan pertemuan hari Senin di Brussel antara Menteri Luar Negeri Israel, Avigdor Lieberman dan rekan-rekan sejabatnya dari Uni Eropa.
Dalam pertemuan itu, Menteri Luar Negeri Spanyol Miguel Angel Moratinos mengungkapkan kekhawatiran bahwa paspor Eropa bisa digunakan untuk tujuan lain.
Lieberman mengatakan tidak ada alasan untuk mengatakan Israel terlibat dalam pembunuhan tersebut.
Kesebelas pembunuh Mabhouh memakai paspor palsu Inggris, Irlandia, Jerman dan Perancis. Diyakini mereka semua adalah agen Mossad Israel.
Israel Teroris
Sementara itu, Hamas hari Senin mendesak para pemimpin Eropa memasukkan Israel ke dalam daftar negara pendukung terorisme karena keterlibatannya dalam pembunuhan seorang tokoh Hamas di Dubai bulan lalu.
"Kami mendesak Uni Eropa (EU) memasukkan wilayah kesatuan Zionis (Israel) ke dalam daftar negara yang mendukung terorisme terorganisasi karena mereka membahayakan perdamaian internasional," kata kelompok pejuang Palestina itu dalam sebuah pernyataan.
Hamas sendiri disebut-sebut oleh EU dan AS sebagai sebuah organisasi teroris.
Uni Eropa sebelumnya mengungkapkan amarah atas pembunuhan komandan Hamas Mahmud al-Mabhuh dan dugaan penggunaan paspor palsu EU dalam pembunuhan itu, yang dituduhkan pada badan intelijen Israel Mossad.
Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman menekankan Senin bahwa tidak ada bukti negara Yahudi itu mendalangi pembunuhan tersebut.
Mabhuh, seorang pendiri sayap bersenjata Hamas, ditemukan tewas di kamar hotelnya di Dubai pada 20 Januari.
Polisi Dubai, yang menuduh Mossad terlibat, mengeluarkan nama dan foto 11 tersangka yang memasuki Uni Emirat Arab dengan paspor Eropa -- enam dari Inggris, tiga dari Irlandia, satu dari Jerman dan satu dari Perancis.
Paspor-paspor itu terutama milik orang-orang dengan kewarganegaraan ganda yang tinggal di Israel, yang terkejut mengetahui mereka dikait-kaitkan dengan kasus pembunuhan itu.
Hamas hingga kini masih terlibat dalam konflik dengan Israel, yang menarik diri dari wilayah pesisir Gaza pada 2005 namun tetap memblokadenya.
[voa/an]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!