Senin, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 15 Februari 2010 16:27 wib
3.157 views
Helikopter Yaman Jatuh Menewaskan 10 Tentara di Utara
SANAA (voa-islam.com): Sebuah helikopter militer Yaman jatuh pada hari Minggu menewaskan sedikitnya 10 tentara di pegunungan utara, kata seorang pejabat, saat pemerintah berusaha menerapkan gencatan senjata dengan pemberontak Syi'ah di daerah tersebut.
Helikopter jatuh di gunung Kahlan, timur ibukota provinsi Saada, yang menjadi tempat pertempuran sengit selama enam bulan antara pemberontak Syiah dan pasukan pemerintah sebelum mereka mencapai gencatan senjata dengan pada hari Kamis.
"Setidaknya 10 tentara tewas," kata pejabat dengan yang tidak mau disebutkan namanya, menambahkan bahwa helikopter itu jatuh menimpa kendaraan militer.
Penyebab kecelakaan adalah "teknis," kata pejabat tanpa merinci, hanya menambahkan bahwa kapten helikopter, Letnan Kolonel Sadek al-Junaid, adalah di antara orang mati.
Militer Yaman mengatakan pada hari Minggu bahwa gencatan senjata sudah dilakukan di utara dan bahwa komisi bersama yang mewakili pemerintah dan pemberontak Syiah Zaidi atau Houthis telah bertemu untuk menerapkan gencatan senjata.
Gencatan senjata ini dilanjutkan dengan pembicaraan pertukaran tawanan. Para Houthis mau menukarkan tawanan mereka dengan para pemberontak ditangkap oleh militer Yaman dan Saudi.
Gencatan senjata adalah tawaran terbaru pemerintah dalam kampanye untuk menghancurkan pemberontakan yang telah dimulai pada 2004, telah menewaskan ribuan orang dan meninggalkan 250.000 penduduk yang kehilangan rumahnya akibat pertempuran.
Arab Saudi juga bergabung dalam pertempuran bulan November lalu setelah menuduh para pemberontak Syiah Zaidi membunuh seorang penjaga perbatasan dan menduduki dua desa kecil.
Pasukan darat saudi dan pesawat tempurnya berulang kali terlibat dalam operasi, bahkan mereka masih berpatroli setelah para pemberontak menarik diri dari semua wilayah yang diduduki selama pertempuran.
Penguasa Yaman menuduh pemberontak mencari cara untuk memulihkan imamah Syi'ah Zaidi yang berkuasa di Sanaa sampai digulingkan dalam kudeta republik tahun 1962 yang memicu perang saudara delapan tahun .
Para pemberontak mengeluhkan diskriminasi ekonomi dan politik terhadap etnis Zaidis di utara.
[mol]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!