Ahad, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 14 Februari 2010 14:28 wib
5.117 views
Amerika Membuat Penduduk Marjah Terpaksa Jadi Pengungsi
KABUL (voa-islam.com): Saat pimpinan pasukan koalisi mempersiapkan diri untuk serangan besar yang telah lama mereka tunggu-tunggu terhadap Taliban di Afghanistan selatan, beberapa warga sipil telah melarikan dari kota pusat serangan, sebenarnya serangan ini malah meningkatkan risiko korban sipil yang bisa merongrong strategi militer administrasi pemerintahan Obama.
Pimpinan pasukan Amerika mengatakan pada hari Selasa, bahwa lebih dari 200 keluarga, sekitar 1.200 orang - telah meninggalkan kota Marjah dan daerah sekitarnya, yang memiliki penduduk sekitar 80.000 jiwa.
"Komandan daerah tidak melaporkan peningkatan signifikan warga yang mengungsi dari distrik Nad-e Ali bulan lalu," kata kepala Pasukan Bantuan Keamanan Internasional dalam statemennya. "Meskipun laporan dari sejumlah besar warga sipil melarikan diri dari daerah, fakta-fakta di lapangan tidak mendukung pernyataan ini."
Ribuan tentara AS, Inggris dan Afghanistan siap untuk operasi awal. Polisi Afghanistan juga menyertai operasi ini dalam upaya mereka membangun hukum dan ketertiban dengan cepat.
Terdapatnya sejumlah besar warga sipil bisa membuat operasi lebih rumit dan memberikan ujian terhadap dekrit koalisi militer yang baru untuk melindungi penduduk. Media besar dari seluruh dunia akan turut bersama pasukan, untuk merekam operasi mereka.
Sekitar 2.000 pejuang Taliban diyakini telah menanam bom pinggir jalan dan ranjau. Penduduk mengatakan para pejuang telah menggali parit dalam yang menuju lalu lintas jalan-jalan ke luar kota.
"Kalau (pasukan NATO) tidak menghindari korban sipil dalam skala besar, mengingat NATO telah beretorika tentang melindungi penduduk, tanpa peduli berapa banyak Taliban yang mereka taklukkan, maka misi Marjah harus dianggap sebagai kegagalan," kata Candace Rondeaux, seorang analis Afghanistan dari International Crisis Group.
[mcc]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!